Search
Close this search box.
  1. Home
  2. »
  3. Featured
  4. »
  5. Penerapan Inovasi Banjarsapa Dipuji Guru Khalil

Penerapan Inovasi Banjarsapa Dipuji Guru Khalil

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Print
Reddit

MARTAPURA – Bupati Banjar H Khalilurrahman memuji program sektor pertanian yang digagas oleh Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH). Inovasi yang telah diluncurkan adalah Banjarsapa (Batanam Banih Jajar Legowo Sekali Mewiwit Dua Kali Panen). Program tersebut untuk mempertahankan julukan Kabupaten Banjar sebagai kindai limpuar melalui gerakan tanam padi 2 kali setahun.
“Pertanian sektor utama tumpuan hidup warga Banjar. 2/3 penduduk kita hidup bertani dan jadi hajat hidup orang banyak,” kata H Khalilurrahman, di Martapura, kemarin.
Menurutnya, Banjarsapa adalah pengkajian serta penerapan teknologi pertanian. Terobosan teknologi bercocok tanam dalam rangka mendukung pemerintah mewujudkan kedaulatan pangan. Maksudnya, untuk model jajar legowo pada Banjarsapa, TPH Banjar menerapkan teknologi Jajar Legowo Super. Dalam pelaksanaannya, dibantu oleh PPL dan petani setempat.
“teknologi ini harus diterapkan. Di beberapa lokasi telah dibuat percontohan untuk mendorong petani bersedia menerapkan secara menyeluruh dan massal,” ungkapnya.
Sedangkan Kepala Dinas TPH Banjar HM Fachry menjelaskan, pihaknya telah belajar sejak 2018 lalu. Mengikuti pelatihan dan penelitian Teknologi Jarwo Super yang berada di 3 Desa. Sebanyak 10 Kaji terap peningkatan produktivitas padi dengan pendekatan Jarwo Super Integrasi Refugia yang dilaksanakan pada musim tanam Asep (April-September) serta pada Musim tanam Okmar (Oktober- Maret).
“Waktu itu 5 percontohan Intensifikasi Usaha Tani Padi dengan teknologi Banjarsapa, 5 percontohan ini dilaksanakan di kecamatan Aluh-Aluh, Karang Intan, Gambut, Tatah Makmur, dan Martapura Barat,” kata Fahcry lagi.
Sedangkan Banjarsapa merupakan teknologi terobosan Dinas TPH Banjar yang berbasis kearifan lokal. Dengan adanya Banjarsapa ini diharapkan Indeks pertanaman meningkat 2 kali setahun dengan IP 180 persen yakni terdiri 100 persen padi lokal dan 80 persen padi unggul.
Pada teknologi Banjarsapa, mengusahakan 2 macam jenis padi sekaligus yakni padi unggul dan padi lokal di sebidang tanah yang sama. Artinya, setelah padi unggul panen padi lokal kembali ditanam. Pasalnya, usia padi unggul sekitar 3 bulan dan umur anakan padi lokal juga 3 bulan.
“Cara ini untuk meningkatkan produktivitas hasil padi karena Banjarsapa mengadopsi teknologi berbasis kearifan lokal,” katanya.

BACA JUGA :  Soft Opening Terminal Baru Bandara Syamsudin Noor direncanakan pada 10 Desember 2019.

Baca Juga