Headline9.com, BANJARBARU – Nitrat, nama unsur senyawa ini santer ditelinga warga Kalimantan Selatan. Terkait adanya kasus keracunan massal pada Makanan Bergizi Gratis (MBG) siswa di Kabupaten Banjar, Kamis (9/10/25).
Dari hasil uji laboratorium oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar, makanan siswa mengandung nitrat. Diduga menjadi pemicu keracunan yang menyababkan puluhan siswa harus mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Terus, apakah nitrat memang berbahaya jika berada dalam makanan? Kandungan nitrat dalam makanan sering menimbulkan kekhawatiran masyarakat karena dikaitkan dengan risiko penyakit berbahaya. Namun, para ahli gizi menegaskan, nitrat merupakan senyawa alami yang aman dikonsumsi selama kadarnya tidak berlebihan.
Nitrat adalah senyawa kimia yang tersusun dari unsur nitrogen dan oksigen (NO₃⁻). Zat ini secara alami terdapat di tanah, air, serta berbagai jenis sayuran seperti bayam, selada, seledri, dan bit. Dalam industri pangan, nitrat digunakan sebagai bahan pengawet dan pewarna alami pada produk daging olahan seperti sosis, ham, dan kornet.
Fungsi utama nitrat dalam makanan adalah mencegah pertumbuhan bakteri berbahaya, seperti Clostridium botulinum, yang dapat menyebabkan keracunan makanan. Selain itu, nitrat membantu mempertahankan warna merah muda dan cita rasa khas daging olahan.
Ahli gizi menjelaskan, nitrat dari sayuran justru memiliki manfaat bagi tubuh karena dapat membantu melebarkan pembuluh darah, melancarkan aliran oksigen, serta berpotensi menurunkan tekanan darah. Sayuran juga mengandung vitamin C dan antioksidan yang berperan mencegah terbentuknya nitrosamin, senyawa berpotensi karsinogenik yang dapat muncul jika nitrat bereaksi dengan protein pada suhu tinggi.
Sebaliknya, konsumsi berlebih nitrat dari daging olahan perlu diwaspadai. Proses pemasakan seperti penggorengan atau pembakaran dapat memicu terbentuknya nitrosamin, sehingga meningkatkan risiko gangguan kesehatan jika dikonsumsi terus-menerus.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan batas aman konsumsi nitrat sebesar 3,7 miligram per kilogram berat badan per hari. Artinya, seseorang dengan berat 60 kilogram masih tergolong aman mengonsumsi hingga sekitar 220 miligram nitrat per hari.
Pakar kesehatan mengimbau masyarakat agar lebih bijak dalam memilih dan mengolah makanan. Konsumsi sayuran segar, membatasi daging olahan, serta menjaga pola makan seimbang dinilai cukup untuk memastikan kadar nitrat tetap aman di dalam tubuh.
Dengan pemahaman yang benar dan pola makan sehat, keberadaan nitrat dalam makanan tidak perlu dikhawatirkan, selama dikonsumsi dalam batas wajar dan sesuai anjuran gizi.