HEADLINE9.COM, MARTAPURA – Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) di Kabupaten Banjar memiliki makna khusus.
Selalu dirangkai dengan even seni dan budaya muslim juga memamerkan seluruh potensi pondok pesantren yang berada di kota santri di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Ratu Zalecha Martapura.
Bertajuk “Bersama Santri Damailah Negeri” seperti sebuah harapan dan doa tulus agar seluruh santri mengambil peran menyebarkan ilmu dan perilaku dengan karakter yang bijak, moderat, toleran, dan cinta tanah air.
Semua bertugas untuk menghadapi persoalan seperti hoaks, ujaran kebencian, dan terorisme.
Seluruh rangkaian Hari Santri Nasional Kabupaten Banjar diperingati selama 4 hari yaitu 22 sampai dengan 25 Oktober 2015, diikuti 22 Pondok Pesantren se-Banjar yang melibatkan kurang lebih 3 ribu santri.
Tiap perwakilan pondok pesantren juga membuka stand pameran dan mengikuti 10 jenis kegiatan bernuansa Islami.
Peringatan Hari Santri Nasional Kabupaten Banjar Tahun 2018 dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banjar bersama PC NU Banjar.
Dua panitia ini menyiapkan 10 jenis golongan lomba serta agenda menarik lain sehingga bisa menjadi daya tarik dan layak dikunjungi.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banjar menyiapkan 5 agenda yaitu Musabaqah Tilawatil Quran, Khattil Quran atau kaligrafi. kemudian festival Syair Maulid, Lomba Pidato Bahasa Arab dan Kirab Santri. Seluruh lomba tersebut ada hadiah menarik, totalnya Rp56 juta.
Sedangkan dari PC NU Banjar juga menghadirkan 5 even seperti pameran pondok pesantren se-Kabupaten Banjar, Musabaqah Qiraatil Kutub. selanjutnya Lomba Pidato Bahasa Arab, Majelis Khatmul Quran, Seminar Pondok Pesantren, dan Bakti Sosial.
Bupati Banjar H Khalilurrahman mengatakan, tradisi santri sangat dibutuhkan untuk menjaga persatuan di negara yang memiliki beragam perbedaan.
Ia mengajak seluruh elemen pondok pesantren terus memupuk ukhuwah Islamiah dan ukhuwah watoniyah, menjaga tradisi penghormatan dan penghargaan yang tinggi kepada sesama serta menjunjung prinsip hablum minallah dan hablum minannas.
Dikatannya, perayaan Hari Santri bukan sekadar pengakuan terhadap para santri, tapi juga pengingat tujuan negara agar pesantren bertransformasi. Menurut dia, pesantren perlu menjadi lembaga yang kredibel sebagai sumber pengetahuan agama dan berbangsa.
“Hari Santri menjadi prasasti untuk menegakkan bernegara sama pentingnya dengan beragama,” pungkasnya.(MAS)