Diduga Tercemar Limbah Tambang, Sungai Sebamban Tercemar

headline9.com, BATULICIN- Warga Desa Sebamban Baru Kecamatan Sungai Loban, Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan, mengeluhkan adanya pencemaran beberapa sungai dan kebun, diduga akibat limbah dari aktivitas salah satu Tambang, Sabtu (13/02/21).

Menurut Kepala Desa Sebamban Baru, Syaifullah saat dikonfirmasi, Sabtu (13/2/2021) mengatakan pencemaran daerah aliran sungai (DAS) Sebamban berlangsung sejak 2017 lalu, dan hingga sekarang belum ada solusi untuk mengatasinya.

“Sejak saya menjabat sejak 2017 lalu, sungai disini sudah tercemar. Airnya tak bisa lagi dikonsumsi untuk keperluan apapun. Padahal saat masih belum tercemar sangat jernih dan bisa dimanfaatkan untuk mandi, cuci dan kebutuhan lainnya,” jelas Syaifullah.

Ia tak menampik akibat tercemarnya air sungai ini, banyak warganya yang mengalami gatal-gatal, karena memaksakan menggunakan air ini. Pihaknya sudah melakukan upaya keberatan kepada sejumlah pihak perusahaan, yang diduga menjadi salah satu biang kerok kerusakan lingkungan ini.

“Pihak perusahaan terkait berjanji akan melakukan perbaikan sesuai tuntutan warga, agar sungai dinormalisasi seperti semula. Mungkin karena terkendala cuaca, akhirnya belum bisa terealisasi,” ucapnya.

Syaifullah menambahkan, selain terceramarnya beberapa sungai akibat limbah dari pertambangan, juga terdapat puluhan hektar perkebunan karet milik warga yang tidak dapat dipanen, akibat digenangi lumpur limbah dari tambang dan sebagian tanaman juga mati.

Kades menyebutkan, selama ini masyarakat tak pernah mendapatkan konpensasi, baik ganti rugi maupun santunan. Namun diakuinya, pihak perusahaan memberikan program pamsimas untuk mengakomodir kebutuhan air bersih kepada warga sekitar dan masyarakat terdampak.

“Warga berharap, perusahaan harus segera melakukan normalisasi terhadap sungai yang tercemar. Sehingga bisa kembali dimanfaatkan, karena bagi masyarakat DAS ini salah satu sumber kehidupan mereka,” tegasnya.

Masalah tercemarnya DAS Sebamban mendapatkan sorotan Bupati Tanah Bumbu terpilih, Zairullah Azhar yang meninjau lokasi pencemaran, Sabtu (13/2/2021). Ia sangat menyesalkan jika kerusakan lingkungan ini berlarut-larut tanpa adanya penyelesaian. Namun Zairullah mengakui, persoalan ini sangat pelik dan butuh peran berbagai pihak untuk mengatasinya.

“Persoalan ini cukup pelik, sehingga perlu proses. Tapi ini harus menjadi perhatian serius agar tidak berlarut-larut dan merugikan masyarakat. Saya minta semua pihak berkepentingan segera mengambil langkah konkrit,” tandasnya.

Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) kabupaten Tanah Bumbu, Rahmad Prapto Udoyo, menyebutkan pencemaran sudah berlangsung sejak bertahun-tahun, tapi secara temporer. Terjadi saat intensitas hujan yang tinggi. Ia mensinyalir ada kontribusi limbah pertambangan yang beroperasi di daerah tersebut.

“ini merupakan salah tambang yang tadi kita tinjau kolam tempat penampungan airnya,” ucapnya tegas.

Rahmad mengakui kolam milik perusahaan dimakusd belum ideal dan standar karena belum sesuai luasan areal bukaan yang ditambang.

Pihaknya sudah meminta kepada pemilik perusahaan tambang untuk melakukan perbaikan terhadap kolam-kolam mereka yang belum memenuhi persyaratan.

“Kita selalu memperingatkan mereka dan sudah beberapa kali memberikan sanksi. Bahkan minta perusahaan menghentikan sementara aktivitasnya,” imbuhnya.

Lebih jauh, Rahmad kembali menegaskan, tak menutup kemungkinan pihaknya kembali akan memberikan sanksi berupa penghentian kegiatan pertambangan, apabila ditemukan pencemaran lagi.

“Jika air sungai ditemukan pencemaran, kita akan pelajari dan akan dirumuskan bersama-sama agar bisa mengembalikan kondisinya seperti semula,” pungkasnya.

Disebutkannya, sanksi terberat bisa saja hingga ke pidana, apabila pihak perusahaan tidak bisa memenuhi tanggung jawabnya mengembalikan fungsi sungai.

“Pemkab akan tegas menyikapi persoalan ini,” pungkasnya.

Dari pantauan dilapangan, DAS Sebamban dan anak sungainya kondisi parah. Air keruh dan berwarna pekat bercampur kehitaman seperti tercemar limbah berbahaya. Masyarakat setempat selama terjadinya pencemaran sudah tak berani lagi memanfaatkan air sungai ini.

Sementara, hingga berita ini ditulis, pihak perusahaan bersangkutan belum berhasil dikonfirmasi. (Wn)

Headline

Recent Posts

Anggota DPRD Kabupaten Banjar Beramai-ramai Ikuti Bimtek, Rapat Paripurna Batal Digelar

Headline9.com, MARTAPURA - Agenda Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Banjar yang dijadwalkan, Rabu (11/12/2024) siang, sekitar… Read More

18 jam ago

Bantah Soal Pemberitaan Dugaan Perjadin Fiktif ke Kalteng, Irwan Bora: Itu Hoax

Headline9.com, MARTAPURA - Kisruh soal dugaan perjalanan dinas (perjadin) fiktif ke Kalimantan Tengah (Kalteng) yang… Read More

19 jam ago

Kaleidoskop Kabupaten Banjar: November, Penganugerahan Penghargaan Perlindungan Konsumen 2024

headline9.com, MARTAPURA - Senin, 18 November 2024, Kabupaten Banjar menerima penghargaan Perlindungan Konsumen 2024 dari… Read More

20 jam ago

Kaleidoskop Kabupaten Banjar: September, Inovasi, dan Pembangunan Berkelanjutan

headline9.com, MARTAPURA - Pada September 2024, Pemerintah Kabupaten Banjar berhasil meraih penghargaan Wahana Tata Nugraha… Read More

20 jam ago

Kaleidoskop Kabupaten Banjar: Agustus, Terima Penghargaan INAGARA Award 2024

headline9.com, MARTAPURA - Pemerintah Kabupaten Banjar meraih INAGARA Award dari Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI… Read More

20 jam ago

Kaleidoskop Kabupaten Banjar: Deretan Penghargaan di Hari Keluarga Nasional Tingkat Provinsi Kalimantan Selatan

headline9.com, MARTAPURA - Juli 2024 menjadi salah satu poin penting bagi Kabupaten Banjar, bertepatan dengan… Read More

20 jam ago

This website uses cookies.