HEADLINE9.COM, BANJARBARU – Wakil Ketua Bapemperda DPRD Kota Banjarbaru Nurkhalis Anshari, mempertanyakan persoalan utama penanganan Covid-19 di Indonesia maupun di Kota Banjarbaru yang tak kunjung membuahkan hasil signifikan itu lantaran masih adanya dikotomi antara mendahulukan aspek kesehatan atau aspek ekonomi. Padahal keduanya tak bisa dipisahkan karena menyangkut hajat hidup orang banyak.
Namun pemerintah sudah memutuskan untuk memprioritaskan penanganan dari aspek kesehatan khususnya untuk menjaga kesehatan masyarakat. Sehingga aspek ekonomi agak dikesampingkan. Faktanya, kondisi kesehatan masyarakat dalam jangka waktu yang cukup lama juga dipengaruhi ketahanan ekonomi masyarakat.
“Kalau ketahanan ekonomi masyarakat semakin melemah akibat adanya berbagai kebijakan pembatasan sehingga masyarakat sulit mengakses ekonomi maka kesehatan masyarakat juga menjadi rentan dan mudah sakit hingga meninggal dunia bukan karena penyakit tapi akibat kelaparan,” tambahnya.
Hal itulah yang kemudian memunculkan letupan-letupan di masyarakat memprotes kebijakan PPKM Darurat atau level 4 ini karena tidak adanya kepastian kapan pandemi ini akan berakhir.
“Penanganan pandemi Covid-19 itu tak bisa hanya memprioritaskan aspek kesehatan belaka tapi harus beriringan juga dengan aspek ekonomi,” harap Nurkhalis.
Ketimpangan kebijakan penanganan Covid-19, justru akan memperparah kondisi masyarakat. Bahkan pemerintah sendiri terlihat ambigu, karena program stimulus pemulihan ekomomi sering bertabrakan dengan kebijakan aspek kesehatan sehingga tak jalan.
Dicontohkannya pemerintah mendorong sektor pariwisata untuk bangkit dengan harapan bisa mendongkrak sektor UMKM. Tapi tempat-tempat wisata dilarang buka, bahkan pedagang UMKM juga dirazia dengan alasan untuk menghindari kerumunan.
“Inilah kondisi dilematis yang sedang kita hadapi bersama. Bahkan serapan anggaran pemerintah daerah masih rendah sehingga pembangunan yang diharapkan bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi tak jalan karena pemerintah hanya fokus pada aspek kesehatan saja,” bebernya.
“Bagaimana roda pemerintahan bisa berjalan efektif, sedangkan SKPD yang tak berkaitan dengan pelayanan publik disarankan kerja di rumah (WFH). Ini juga menimbulkan kecemburuan sosial, ASN WFH tetap menerima gaji sementara masyarakat biasa jika tak keluar rumah untuk bekerja tak dapat uang,” tambahnya.
Heaadline9.com, BATULICIN - Pelantikan Pengurus Karang Taruna Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu) Tahun 2024-2029, di Pendopo… Read More
Headline9.com, BATULICIN - Jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru), Satgas Pangan Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu)… Read More
Headline9.com, MARTAPURA - Agenda Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Banjar yang dijadwalkan, Rabu (11/12/2024) siang, sekitar… Read More
Headline9.com, MARTAPURA - Kisruh soal dugaan perjalanan dinas (perjadin) fiktif ke Kalimantan Tengah (Kalteng) yang… Read More
headline9.com, MARTAPURA - Senin, 18 November 2024, Kabupaten Banjar menerima penghargaan Perlindungan Konsumen 2024 dari… Read More
headline9.com, MARTAPURA - Pada September 2024, Pemerintah Kabupaten Banjar berhasil meraih penghargaan Wahana Tata Nugraha… Read More
This website uses cookies.