“Tolong, Tolong, Tolonggggg!!,” jeritan Fahriah, warga Jejangkit. Saat angin kencang yang menderu memporak-porandakan rumah dan hampir mencelakai keluarganya.
Mada al Madani – Headline9.com
Hujan, kilatan petir disertai angin kencang porak-porandakan 105 unit rumah dan tumbangkan beberapa batang tiang listrik di empat desa, Kecamatan Jejangkit, Kabupaten Barito Kuala, pada Selasa (25/10/2023) sekitar pukul 15.30 wita kemarin.
Kawasan Jejangkit berjarak 60 kilo meter dari Kota Banjarbaru, Ibu Kota Provinsi Kalimantan Selatan dengan waktu tempuh sekitar 1,5 jam perjalanan darat.
Pasca kejadian sore itu, saat memasuki Desa Jejangkit Pasar, disambut dengan pemandangan yang tidak seperti biasanya. Gelap gulita, beberapa tiang listrik beserta kabel berserakan di jalan, kabel listrik juga tak jelas urutannya, pohon-pohon tumbang tak karuan posisinya.
Banyak rumah yang sudah kehilangan fungsi utamanya sebagai tempat tinggal, karena sudah tak beratap dan berdinding. Entah kemana rimbanya saat tak kuat menahan terangan angin kencang.
Masih banyak lagi. Juga terlihat aktivitas dibeberapa sudut desa itu, ada puluhan petugas PLN sibuk hilir mudik, memperbaiki kerusakan jaringan kabel dan tiang listrik, dan ada ketegangan di wajah mereka.
Di sudut lainnya, tertangkap mata beberapa warga membersihkan puing-puing bangunan rumah mereka dari badan jalan dengan penerangan dari sinar bulan saja.
Ada lagi, warga tampak siaga dan jalan mondar mandiri di dekat rumahnya, untuk menjaga barang-barang berharga miliknya, hingga dinihari.
Di pagi hari, nampak bangunan rumah warga tanpa atap dan dinding yang rusak pasca bencana alam. Puluhan kasur basah terjemur di depan rumah warga, bahkan beberapa bagian bangunan telah berada di dalam sungai.
Selain bangunan berserakan, beberapa alat elektronik warga juga nangkring terjemur di depan rumah, karena kuyub diterpa hujan.
Menerangkan kejadian tak terduga tersebut, Fahriah (38) dirinya bersama dengan ibu dan anak serta keponakannya tengah bersantai di dalam rumah, menunggu hujan teduh kala itu.
“Saya pada saat itu mau keluar tidak bisa, karena pintu cuman satu di depan,” ceritanya.
Angin kencang mengguncang rumahnya dan membuat seisi rumah porak-poranda, namun Fahriah tidak bisa berbuat banyak kala itu. Hingga atap dan dinding rumahnya yang terbuat dari campuran semin, pasir silika dan serat selulosa itu tercabut dan terbang ke sungai.
Kala itu, dia sempat menyelamatkan diri dari puing-puing yang menimpa dengan berlindung ke samping kulkas yang sudah lebih dahulu ambruk.
Bahkan keponakan-nya yang masih berumur belasan tahun-pun berhasil selamat dari jatuhnya puing-puing bangunan, di balik lemari yang roboh menutupi badannya.
“Setelah hujan reda dan angin sudah tidak sekencang sebelumnya, saya baru bisa mencari orang tua, anak dan keponakan saya,” ucapnya lirih diiringi suara palu dari tetangga, yang tengah memperbaiki sebagian rumahnya.
Pasca insiden tersebut, Fahriah beserta 5 orang anggota keluarganya terpaksa harus berteduh di bagian dapur rumah yang tersisa. Dan baru menerima bantuan dari sanak keluarga terdekat berupa marerial dan uang.
Meskipun di tubuh Fahriah terlihat ada beberapa luka ringan karena benturan, namun trauma dan rasa takut masih terbayang dibenaknya.
Ditempat yang sama, Kepala Desa Jejangkit Pasar, Muhammad Taufik menerangkan, berdasarkan dari data sementara, terdapat 70 unit rumah mengalami kerusakan pasca diterpa angin kencang.
“Untuk saat ini kita masih belum bisa menentukan rumah yang statusnya berat, sedang dan ringan kerusakannya, nanti menunggu Dinas terkait dulu,” ucapnya.
Selain Desa Jejangkit Pasar, Desa Jejangkit Muara juga terdapat 33 unit rumah yang terdampak, Jejangkit Barat 1 rumah dan Jejangkit Timur 1 rumah.
Dalam kejadian tersebut, beruntungnya fasilitas umum seperti sekolah dan tempat ibadah tidaj ada yang rusak akibat terpaan angin kencang tersebut.
“Alhamdulillah, tidak ada korban jiwa, tapi yang luka-luka lecet sudah bisa diatasi sendiri,” ungkapnya.
Pada kesempatan tersebut, Taufiq mengharapkan kepada instansi terkait agar cepat menyalurkan bantuan untuk perbaikan rumah. Pasalnya daerah Kalimantan Selatan saat ini sudah memasuki musim penghujan.
“Karena ini sudah masuk musim penghujan jadi perlu tindakan cepat, agar masyarakat bisa berteduh karena banyak rumah mereka yang rusak parah,” pungkasnya.
Reporter: Mada Al Madani
Editir: Nasrullah
Headline9.com, BATULICIN - Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu) mengadakan rapat… Read More
Headline9.com, BATULICIN - Jam’iyyatul Qurra wal Huffazh Nahdlatul Ulama (JQH-NU) Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu) bekerjasama… Read More
Headline9.com, BANJARBARU - Pemprov Kalsel targetkan serah terima hibah aset jalan bypass menuju Bandara Syamsudin… Read More
Headline9.com, BATULICIN - Jajaran Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu) melalui Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik… Read More
Headline9.com, BATULICIN - Musyawarah Daerah (MUSDA) Ke-II Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) Kabupaten Tanah Bumbu… Read More
Headline9.com, BANJARBARU - Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Kalsel gelar kajian akhir penelitian… Read More
This website uses cookies.