Categories: Kalsel

Jadi Tambang Batu Bara Tertua di Indonesia, Oranje Nassau Masuk Situs Geopark Meratus

Headline9.com, MARTAPURA – Bekas (Eks) Tambang Oranje Nassau yang terletak di Kecamatan Pengaron, Kabupaten Banjar, menjadi situs sejarah penting. Tak hanya kekayaan alam ‘batu bara’ yang melimpah saat penjajahan kolonial Belanda. Melainkan, terungkap tambang tersebut merupakan tertua di Indonesia.

Menilik soal sejarah, kalau tambang ini dulunya sebelum diambil alih atau direbut Belanda. Kala itu, merupakan kepemilikan sah Kesultanan Banjarmasin dan masuk dalam kawasan Distrik Riam Kiwa.

Secara geografis, situs eks tambang batu bara pertama di Kalsel itu memiliki luas sekitar 169,6 M². Bentang alam dari situs ini adalah perbukitan yang merupakan bagian Gunung Pagaran serta diapit dua sungai.

Situs batubara hasil pertambangan zaman kolonial Belanda di benteng ‘Oranje Nassau’ masih terdapat di sejumlah lokasi. (Foto: Riswan)

Pertama, sebelah utara adalah Riam Kiwa. Kedua, Sungai Maniapun kecil tepat berada di sebelah selatan situs pertambangan. Eks galian ‘emas hitam’ ini juga diresmikan Gubernur – Jenderal Hindia Belanda ke 49, Jacob Rochussen, pada 28 September 1849.

Dari sejarah ini, ada hal menarik untuk diulas. Maka dari itu, kawasan tersebut juga masuk dalam jajaran situs yang diakui oleh BP Geopark Meratus.

Terungkap, situs bekas tambang batu bara yang berada di Desa Lok Tunggul, Pengaron, Kabupaten Banjar itu ternyata juga pertama di Kalimantan. Bahkan, didapuk tertua dalam sejarah pertambangan Indonesia.

“Seluruh hasil tambangnya itu digunakan untuk angkatan laut Belanda. Dan lokasi ini tidak beroprasi lagi setelah terjadinya peristiwa Perang Banjar pada tahun 1859 – 1905,” ujar Tenaga Ahli di Badan Pengelola (BP) Geopark Merarus, Arief Nur Rahman Nugroho.

Nama ‘Oranje Nassau’ diambil dari dinasti (wangsa) yang ada di Belanda. Namun, masyarakat sekitar menngenalnya dengan lubang putaran. “Nah, Oranje Nassau itu artinya ‘Benteng Emas’ serta diresmikan oleh pemerintah Hindia Belanda,” tutupnya, di rangkaian Field Trip Geopark Meratus, Minggu (10/12/2023).

Situs ini berada di kawasan cekungan Barito dan terletak di Gunung Pangaron. Tersusun atas batubara dengan sisipan lempung berasal dari Formasi Tanjung.

Dari hasil penelitian, umurnya 65 – 36,5 juta tahun yang lalu (Eosen) hingga terbentuknya pada lingkungan pengendapan paralik sampai laut dangkal.

Reporter : Riswan Suryadi
Editor : Nasrullah

lintang

Recent Posts

Pemkab Tanbu Peringati Hari Bela Negara Ke-76

Headline9.com, BATULICIN - Jajaran Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu) melalui Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik… Read More

15 jam ago

Musyawarah Daerah Ke-II PWRI Tanbu, Begini Agendanya

Headline9.com, BATULICIN - Musyawarah Daerah (MUSDA) Ke-II Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) Kabupaten Tanah Bumbu… Read More

15 jam ago

Modernisasi Peningkatan Kesiapsiagaan Bencana, BRIDA Kalsel Ekspos Kajian Akhir

Headline9.com, BANJARBARU - Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Kalsel gelar kajian akhir penelitian… Read More

4 hari ago

Meriahkan HUT HST ke-65, Samsat Barabai Buka Layanan Pembayaran Pajak Kendaraan di Barabai Expo 2024

Headline9.com, BARABAI - Unit Pelayanan Pendapatan Daerah (UPPD) Samsat Barabai ikut serta memeriahkan Barabai Expo… Read More

4 hari ago

Bapenda Tanbu Umumkan Pemenang Undian Pajak Secara Online

Headline9.com,  BATULICIN - Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu), melakukan pengundian secara online… Read More

4 hari ago

Kadis Kominfo SP Harapkan Perbaikan Data SKPD Menuju Kebutuhan Data Pembangunan Nasional

Headline9.com,  BATULICIN - Kepala Dinas (Kadis) Komunikasi Informasi Statistik dan Persandian (Diskominfosp) Kabupaten Tanah Bumbu… Read More

4 hari ago

This website uses cookies.