Headline9.com, BANJARBARU – Penyebab tingginya harga bahan pokok di tiga daerah di Kalimantan Selatan rupanya dipengaruhi cuaca. Berdasarkan Indeks Perkembangan Harga (IPH), sejumlah komoditas seperti ayam potong, bawang merah, dan daging sapi dalam beberapa pekan ini merangkak naik.
Adapun tiga daerah yang dimaksud adalah Kabupaten Banjar, Barito Kuala (Batola), dan Tanah Bumbu (Tanbu). Meskipun dikatakan Kalsel berada diurutan 10 provinsi terendah inflasi se- Indonesia diangka 2,58 persen dari inflasi nasional sebesar 3,05 persen secara year on year (y o y). Namun, yang jadi perhatian pemerintah pusat yaitu lonjakan harga komoditas bahan pokok (bapok) di daerah. Oleh sebab itu, Mendagri RI, Tito Karnavian, juga mengingatkan agar pemerintah daerah tak terlena meski inflasi nasional terkendali tanpa melupakan intervensi.
Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Kalsel, Sulkan, mengungkapkan, terjadinya kenaikan IPH dipengaruhi faktor alam. Ini juga berdampak terhadap mahalnya harga pakan ternak untuk ayam potong. Nasib sama juga terjadi pada komoditas bawang merah. Adanya hal itu, angka IPH di Kalsel masih jadi tertinggi mencapai 1,72 persen dan mendapat atensi dari Menteri Dalam Negeri, M Tito Karnavian.
“Yang memang turut andil dalam inflasi kali ini adalah daging (1,54%), ayam potong (1,50%), dan bawang merah (1,74%). Untuk harga beras masih relatif stabil dan ketersediaan masih mencukupi,” ucapnya, usai menggelar Rakor bersama Kementerian Dalam Negeri, diikuti secara virtual, Senin (29/4/2024) siang.
Jika dilihat dari IPH tertinggi, Kabupaten Batola berada dikisaran 2,98 persen. Selanjutnya, yang kedua adalah Kabupaten Banjar sebesar 2,32 persen. Untuk Bumi Bersujud (Tanbu) mencapai 1,90 persen.
“Untuk menekan agar harga di pasaran tetap stabil kami akan terus melakukan pengawasan dan pemantaun harga sebagai bentuk upaya kami mengintervensi sehingga komoditas yang mengalami inflasi tetap stabil. Kemudian, kami juga mendorong kabupaten yang terkena dampak itu yakni melaksanakan giat pasar murah,” bebernya.
Dia menjelaskan, faktor lain yang turut andil membuat tiga komoditas bahan pokok ini naik, terjadi karena lonjakan permintaan dari konsumen. Jadi masalah lagi adalah keterlambatan pengiriman. Kondisi ini masih dipengaruhi cuaca karena datangnya komoditas seluruhnya dari luar daerah melalui jalur laut.
“Contohnya bawang merah suplainya masih manyoritas dari luar Kalsel. Ini dilakukan untuk mencukupi stok ketersediaan, termasuk jagung sebagai pakan ternak ayam turut berpengaruh apabila mahal ya harga daging ayam juga ikut naik. Saat ini kita lihat hujan masih terjadi beberapa hari, terjadi keterlambatan pasokan. Karenanya, kenaikan harga pun terjadi,” kata Kadisdag Kalsel, Sulkan.
Nah, kalau pun terjadi inflasi yang justru juga ikut mempengaruhi lonjakan harga, Sulkan mengklaim, harga yang dijual dipasaran Kalsel sampai saat ini masih dibatas harga yang wajar. Hanya saja, keterlambatan pendistribusiannya masih menjadi pendorong atas dampak dari kenaikan ini.
“Beberapa hari ini hujan dan petir. Kalau melihat itu faktor penyebab kenaikan harga tadi adalah pengirimannya,” paparnya.
Senada disampaikan, Kasi Pengendalian Bahan Pokok Penting (Bapokting) DKUMPP Kabupaten Banjar, Elok Yuli Suriyanti, pada Selasa (30/4/2024) siang. Dirinya menyebut, kenaikan terjadi memang disebabkan karena pengaruh cuaca ekstrim, menyebabkan kemunduran masa panen hingga terjadi kegagalan panen. Disamping permintaan yang cukup tinggi. Saat ini harga bawang merah Rp48 ribu – Rp50.000.
“Distribusi dari berbagai daerah seperti Sumatera dan Kalimantan terganggu, ditambah masa libur lebaran. Saat ini bawang merah per kilo tembus Rp60 ribu kini turun Rp10 ribu menjadi Rp50 ribu. Begitu juga harga daging ayam potong sebelumnya seharga Rp28 ribu per kilogram (kg) turun Rp27 ribu. Memang kenaikan harga tak terlalu signifikan, karena diketahui kenaikannya hanya sekitar Rp500 – Rp1.000,” singkatnya kepada sejumah awak media.
Reporter : Riswan Surya
Editor : Nashrullah