1. Home
  2. »
  3. Banjar
  4. »
  5. Tak Bisa Tangani Cepat Bahu Jalan Desa Dalam Pagar, DPUPRP…

Tak Bisa Tangani Cepat Bahu Jalan Desa Dalam Pagar, DPUPRP Banjar: Tunggu Kemendagri

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Print
Reddit

Headline9.com, MARTAPURA – Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan (PUPRP) Kabupaten Banjar belum bisa menargetkan kapan pengananan akan dilakukan pasca ambruknya bahu Jalan Inayatullah RT 01, Desa Dalam Pagar, Kecamatan Martapura Timur.

Hal tersebut disampaikan Kabid Bina Marga Dinas PUPRP Kabupaten Banjar, Jimmy, saat dikonfirmasi sejumlah awak media di ruang kerjanya, Kamis (5/9/2024) sore.

Ia menyebut belum bisa direalisasikannya dalam waktu dekat ini karena masih terhambat proses pengesahan dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Hal ini pun jadi alasan Dinas PUPRP Kabupaten Banjar tak bisa melaksanakan proyek tersebut.

“APBD-P 2024 yang katanya sedikit molor pengesahannya kalau bisa segera secepatnya disahkan supaya kami bisa melakukan proses pengadaan barang dan jasa,” ungkapnya.

Meski begitu, penyelidikan tanah yang sudah dilakukan tim teknis perencanaan dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin masuk tahap final.

“Hasil dari penyelidikan tanah sudah dilaksanakan, terus itu juga sudah dilakukan ekspos oleh pihak perencana sebanyak tiga kali hingga tahapan akhir ekspos perencanaan. Jadi, dengan adanya data dari hasil penyelidikan tanah kemudian implementasinya masuk dalam perencanaan bentuk desain karena penanganan yang kita lakukan sifatnya permanen,” bebernya.

Besaran anggaran yang dikucurkan untuk pengadaan proyek ini menyesuaikan budget. Jika disetujui, penanganan yang dilakukan pihaknya hanya berfokus diareal sekitar lokasi amblesnya penopang siring bahu Jalan Inayatullah Desa Dalam Pagar.

BACA JUGA :  Probisa Manis Untuk Kabupaten Banjar Ramah Anak

“Mudah-mudahan prosesnya segera keluar dari Kemendagri. Kita anggarkan kurang lebih sekitar Rp600 juta dengan panjang penanganan 30 meter,” bebernya.

Dari metode penanganan yang akan dilakukan pihaknya persis seperti pengerjaan yang ada di Teluk Selong, Martapura Barat. Hanya saja metode itu masih sebatas wacana pihaknya menyesuaikan kondisi di lapangan.

“Kurang lebih kaya box culvert, kalau disampaikan duluan nanti bocor perencanaannya, karena ini baru wacana. Tapi secara teknisnya jika sesuatu yang longsor itu dikasih beban yang berat itu tambah berat lagi jadi kita harus memberikan rekayasa yang setidaknya meringankan kondisi tanah di situ misalnya tidak melakukan urukan baru. Secara implementasi bisa saja nanti kita bikin jembatan atau bentuknya box lebih sederhana lagi titian bisa juga cor-coran saja di atasnya tapi teknisnya tetap permanen. Kalau nanti ada yang bilang tidak permanen makanya tadi perlu dipahami fasilitas ini merupakan bahu jalan bukan badan jalan utama,” cetusnya.

Pada tahun 2021 lalu sempat dilakukan kajian serupa? Jimmy nampak tak bisa memberikan penjelasan secara kongkrit dan tidak mengetahui siapa yang melaksanakan penyelidikan tersebut. “Sepengetahuan saya dan informasi yang saya terima bahkan sudah mengecek orang lama di sini sementara tidak ada dokumen sifatnya kajian atau hasil penyelidikan. Tapi, saya yakin semua pekerjaan yang ada Dalam Pagar terutama bersentuhan dengan sungai yakin pasti ada dokumen kajiannya. Namun, saya benar-banar tidak tahu ya jadi tidak bisa juga memberikan informasi lebih,” tukasnya.

BACA JUGA :  Hari Pertama Kerja, Saidi Ajak Tingkatkan Semangat Kerja

Kondisi pasca ambruknya siring penopang ini juga memperlihatkan jalan menyempit. Warga sekitar yang tak jauh dari lokasi itu juga sering was-was jika longsor susulan terjadi dapat mengancam keselamatan mereka. Pada 2021 lalu, Pemdes dan BPD Desa Dalam Pagar sempat mengusulkan untuk panjang penanganan sekitar 300 meter namun tak kunjung direalisasikan hingga pada 29 Juli 2024 sekitar pukul 20.30 Wita siring penahan bahu jalan Inayatullah ambles.

“Jika hanya sekitar lokasi ambruknya bahu jalan yang ditangani percuma. Layaknya itu ditangani 300 meter, bukan 30 meter. Bila tidak segera ditangani saya khawatir tempat tinggal warga yang dekat dengan areal longsor itu ikut-ikutan ambruk,” ucap Kepala Desa Dalam Pagar, M Khairuddin Ismail.

Reporter : Riswan Surya
Editor : Nasrullah

Baca Juga