Headline9.com, MARTAPURA – Banjir di Kelurahan Gambut, Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar, kian merendam kawasan permukiman warga. Ketinggian air berkisar 40 – 60 sentimeter. Alhasil, warga pun terpaksa memilih mengungsi.
Berdasarkan data update terakhir, Rabu 22 Januari 2025 yang diperoleh melalui Kelurahan Gambut, ada 399 kepala keluarga (KK) terdampak. Sementara rumah terendam tercatat 369 dari 13 RT. Tercatat Lebih dari 396 jiwa terkena musibah ini.
Dari data rumah yang terendam, RT 18 mencapai 60 unit diisi 63 KK, RT 17 sekitar 46 unit diisi 49 KK, RT 22B ada 25 unit diisi 25 KK; 100 jiwa. RT 19 sebanyak 54 unit diisi 62 KK, RT 20 sekitar 46 unit diisi 47 KK; 145 jiwa, RT 24 sebanyak 30 unit dengan diisi 36 KK serta RT 13A sekitar 20 unit yang diisi 20 KK.
RT 16 sekitar 5 unit rumah yang diisi 5 KK, RT 14 sekitar 7 unit diisi 9 KK, RT 22A sebanyak 20 unit; 20 KK, RT 25 sekitar 10 unit diisi 10 KK; 25 jiwa, RT 23 sekitar 23 unit dan diisi 22 KK. Terakhir, RT 10 sebanyak 22 unit rumah, total 31 KK.
Dikonfirmasi, Lurah Gambut, Akhmad Syaukani, mengungkapkan, dari belasan RT yang terdampak, paling parah adalah RT 18, 19 dan RT 20 dengan ketinggian banjir lebih dari 60 sentimeter.
“Total pengungsi rata-rata adalah warga Kelurahan Gambut dengan total 33 KK. Di pertokoan Pasar Gambut Baru itu yang mengungsi ada 10 KK, terus lagi ada 9 KK di Gedung Pemuda dan 14 KK mengungsi di tempat keluarga,” kata dia, saat ditemui di kantornya, Rabu (22/1/2025).
Akibat banjir ini, beberapa pengungsi hanya membawa barang seadanya. “Saat ini para pengungsi membutuhkan selimut, alas tidur dan makanan. Kami sudah melakukan pendataan terhadap pengungsi yang terdampak ke BPBD Kabupaten Banjar. Jadi semua yang terdata sebagai pengungsi kami diprioritaskan,” bebernya.
Selain mengharapkan bantuan logistik dari BPBD Kabupaten Banjar, pihak Kelurahan Gambut juga sudah mendapat bantuan obat-obatan dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan. “Kalau dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar belum ada tindakan sampai sekarang,” ungkapnya.
Saat ini, katanya, beberapa warga sekitar masih ada yang memilih bertahan di rumahnya. Meskipun ketinggian sudah mencapai 40 sentimeter. “Memang di bawah dari 50 sentimeter masih ada yang bertahan di rumah, tapi jika hujan masih terjadi kemungkinan pengungsi bertambah,” katanya.
Tak hanya permukiman, beberapa sekolah juga ikut terendam, di antaranya TK Negeri Mawar Gambut, SDN Gambut 7 dan SDN Gambut 9. Banjir ini menyebabkan pembelajaran berubah sementara dengan menerapkan sistem daring (online). Kondisi ini bisa berubah jika volume air surut.
Sementara itu, Camat Gambut, Akhmad Fauzan, menyampaikan data yang terdampak banjir sampai saat ini masih Kelurahan Gambut. Sedangkan desa dan kelurahan lain, belum sama sekali memberikan laporan perkembangan atas kondisi ini.
Dari pantauan di lokasi, tepatnya di Desa Malintang Baru, Kecamatan Gambut, terlihat beberapa rumah warga mulai banyak terendam. Termasuk SD Negeri Malintang 2 yang turut terkena musibah ini.
“Kalau desa tidak ada laporan. Kalau di Malintang Baru itu baru ada yang calap (terendam, red) sedikit. Yang punya rumah bisa jadi menganggap hal biasa saja, makanya tak ada laporan,” paparnya.
Selain itu, ruas jalan untuk akses warga di Kelurahan Gambut pun banyak yang terendam banjir, di antaranya Gang Kasturi, Gang Mulia, Gang Papadaan Ujung, Gang Antasari, Gang Mutiara, sebagian Jalan Irigasi mulai RT 12 dan 13A, Jalan Gang Ujung Selokan Raya RT 13B, Jalan Gang D RT 14.
Selanjutnya, Jalan Kompleks Ar Raudah 2 RT 13B, sebagian Gang RT 10, Gang Amanah dan Gang Jarwo RT 24, beberapa Jalan di Gang Karang Anyar, Jalan Gotong Royong, Gang samping Bank BRI serta Kantor Kecamatan dan Kelurahan Gambut.
Reporter: Riswan Surya | Editor: Nashrullah
