Jumat, Maret 14, 2025
BerandaPoktan Tak Aktif Penyebab LPM Terbengkalai, Distan Kabupaten Banjar Ungkap Jawaban Monohok:...

Poktan Tak Aktif Penyebab LPM Terbengkalai, Distan Kabupaten Banjar Ungkap Jawaban Monohok: Semua Aktif!

Headline9.com, MARTAPURA – Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Kabupaten Banjar sebelumnya menyebut, terbengkalainya Lumbung Pangan Masyarakat (LPM) di desa ditengarai lantaran kepengurusan Kelompok Tani (Poktan) vakum dan tak aktif. Terparah, kepengurusannya diklaim bubar.

LPM yang dimaksud di antaranya Desa Tambak Baru Ilir, Tambak Baru Ulu (Martapura), Desa Babirik (Beruntung Baru), Sungai Kitano (Martapura Timur). Keempatnya ini sudah tak aktif lagi, begitu pula kepengurusannya. Sangat disayangkan, periode yang dipimpin Bupati Banjar H Saidi Mansyur dan Wakil Bupati Banjar Said Idrus Al Habsyi terkesan tak serius realisasikan program swasembada pangan.

Ini dibuktikan adanya kegagalan konstruksi lantai bangunan LPM di Desa Tambak Baru Ilir, Kecamatan Martapura. Tak hanya itu, DKPP juga menyebut, ketidakaktifan pengurus Poktan di desa tersebut menjadi alasan utama penyebab kondisi bangunan LPM terbengkalai. Sejak 2014, fasilitas yang merupakan aset Pemkab Banjar ini tak pernah difungsikan dan dirawat.

Data yang disampaikan Pemerintah Desa (Pemdes) Tambak Baru Ilir, total kelompok tani (poktan) secara keseluruhan mencapai delapan Poktan. Akan tetapi, yang diklaim masih aktif hanya empat Poktan meliputi, Poktan Segar, Mekar, Sejajar dan Poktan Harapan. Sementara, Tambak Remaja, Kwt Mawar, Kwt Melati dan Kwt Kenanga dinyatakan tak aktif (vakum).

BACA JUGA :  Cek, Ini Beberapa Penyakit Saat Musim Pancaroba

Ketika dikonfirmasi, Plt Sekretaris Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Banjar, Retno Sri Muwarni, menepis hal itu. Ia menegaskan, jika tiap tahun justru jumlah Poktan terus mengalami penambahan. Bahkan, penambahan tersebut terdaftar seluruhnya di aplikasi Sistem Informasi Penyuluh Pertanian (Simluhtan).

“Saban tahun Poktan bertambah. Kita lihat dari data tahun 2024 jumlah Poktan mencapai 2.350 dan hal ini malah terjadi peningkatan dibandingkan 2023 lalu yang berjumlah sebanyak 2.310. Data ini berdasarkan hasil rekap dari seluruh kecamatan melalui Balai Penyuluh Pertanian (BPP),” ucapnya, kepada awak media, Rabu (12/3/2025).

Ia yang juga aktif menjabat Kabid Penyuluh Pertanian itu mengklasifikasi jika Poktan yang disebut oleh Pemdes Tambak Baru Ilir hanya empat yang aktif itu justru tidak benar.

“Delapannya aktif semua kok. Mungkin keaktifannya saja yang berbeda berdasarkan kelasnya karena ada pemula, lanjut, madya, dan utama. Jadi, Poktan ini kita nilai berdasarkan skor, karya buku, ilmiah, jumlah keanggotaan, hingga potensinya. Karena kelasnya pemula bisa jadi memang baru,” paparnya.

BACA JUGA :  Komisi III DPRD Banjarbaru Apresiasi Command Center

Ia menjelaskan perihal kenapa yang lebih menonjol dan terlihat hanya empat Poktan di Desa Tambak Baru Ilir. “Bisa saja kepengurusannya masih yang lama karena tidak ada regenerasi. Padahal, kita selalu mengingatkan agar BPP untuk intens berkoordinasi dengan pemangku wilayah baik itu camat ataupun kepala desa (kades). Minimal saat ada kegiatan,” kata Retno.

Lebih jauh, Retno menjelaskan, jika selama ini penyuluh pertanian di BPP di daerah ini hanya sekitar 187 orang. Padahal, jumlah ideal untuk Kabupaten Banjar harusnya 290 orang. Mengingat, satu penyuluh untuk satu desa.

“Camat dan kades mestinya juga tahu. Karena, dengan keterbatasan jumlah penyuluh membuat mereka harus menghandle (menangani) dua sampai tiga desa. Ini juga menyebabkan pemangku wilayah tak tahu ada kegiatan. Yang jelas, kalau ada kegiatan mereka (penyuluh) pasti mengundang desa dan kecamatan,” pungkas Retno Sri Muwarni.

Reporter: Riswan Surya | Editor: Nashrullah

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
- Advertisment -
- Advertisment -

Most Popular