Headline9.com, BANJARBARU – Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kota Banjarbaru meningkat pada tahun 2024 dengan total 81 laporan, naik dari 63 kasus pada tahun 2023. Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pemberdayaan Masyarakat, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3APMP2KB) terus melakukan sosialisasi untuk menekan angka kekerasan ini.
Kepala DP3APMP2KB Banjarbaru, Hj. Erma Epiyana, menjelaskan bahwa pihaknya menggunakan berbagai metode sosialisasi, termasuk media sosial dan pendekatan langsung melalui Unit Pelaksana Teknis Perlindungan Perempuan dan Anak (UPT PPA).
Dari 81 kasus yang dilaporkan pada 2024, sebanyak 34 pengaduan melibatkan perempuan dengan rincian kekerasan seksual (11 kasus), kekerasan psikis (2 kasus), kekerasan fisik (2 kasus), penelantaran (2 kasus), KDRT (14 kasus), dan lainnya (3 kasus). Sementara itu, terdapat 47 pengaduan kekerasan terhadap anak, terdiri dari kekerasan seksual (17 kasus), psikis (8 kasus), fisik (4 kasus), penelantaran (6 kasus), KDRT (2 kasus), dan lainnya (10 kasus).
Ketua Komisi I DPRD Kota Banjarbaru, Ririk Sumari R., menegaskan bahwa persoalan ini tidak boleh dibiarkan menjadi “gunung es” yang sewaktu-waktu dapat meledak. Ia mengingatkan pentingnya pendidikan sejak dini bagi anak-anak agar memahami batasan yang tidak boleh dilanggar oleh orang lain serta hak mereka untuk menolak tindakan yang tidak pantas.
Ririk juga menekankan peran penting orang tua, guru, dan masyarakat dalam menjaga keamanan anak-anak. Ia mengajak perempuan yang mengalami kekerasan untuk tidak ragu melapor kepada pihak berwenang, karena melapor bukanlah aib, melainkan langkah untuk mendapatkan perlindungan dan dukungan.
DP3APMP2KB bersama DPRD Kota Banjarbaru berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang aman dan ramah bagi perempuan dan anak, serta meningkatkan upaya pencegahan melalui edukasi dan pendampingan bagi korban.
