Headline9.com, MARTAPURA – Bupati Banjar H Saidi Mansyur, menyebut, bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banjar bukan bagian dari tim pelaksana program Makan Bergizi Gratis (MBG). Sehingga, pihaknya tidak pernah merasa kecolongan.
“Kami bukan pelaksana, begitu juga Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Pelaksanaan Makan Bergizi Gratis (MBG). Karena yang memberikan persetujuan ke yayasan (SPPG) itu kan Badan Gizi Nasional (BGN). Tapi, pemerintah daerah (pemda) tetap andil dalam program pemerintah pusat,” katanya, usai meninjau kondisi siswa yang diduga mengalami keracunan makanan usai menyantap program Makan Bergizi Gratis (MBG), di RSUD Ratu Zalecha Martapura, Kamis malam, 9 Oktober 2025.
Berdasarkan data terhimpun di lapangan, total siswa beserta kepala sekolah (kepsek) yang menjadi korban dari insiden tersebut mencapai 132 orang. Sementara, 122 orang diperbolehkan pulang dan 10 orang lagi menjalani perawatan. Saidi Mansyur mengingatkan, agar Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang mengoperasikan dapurnya di Desa Tungkaran Martapura, harusnya menerapkan sesuai Standart Operating Procedure (SOP). Mengingat, mereka adalah penyuplai program MBG.
“Kami harapkan, program yang bermaanfaat itu tidak ada lagi kendalanya ataupun terganggu setelah insiden keracunan makanan. Kami pun pastikan hal tersebut harus segera dievaluasi supaya program (MBG) dari pemerintah pusat bisa berjalan baik. Pemda pasti hadir,” katanya, kepada awak media.
Keracunan massal yang dialami ratusan lebih siswa itu menjadi catatan sejarah bagi Kabupaten Banjar. Selain didapuk sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB), peristiwa tersebut merupakan kali pertama.
Dari 12 sekolah yang tercatat sebagai penerima MBG yang disuplai melalui dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Desa Tungkaran, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar, delapan sekolah mengalami gejala mual, pusing dan muntah-muntah usai menyantap program MBG. Di antaranya, Madrasah Ibtidaiyah (MI) Assalam, Madrasah Tsanawiyah (MTs) Assalam, Sekolah Menengah Atas Islam Terpadu (SMA IT) Assalam, Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Pesayangan, SDN Tungkaran, SD Muhammadiyah, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Muhammadiyah, dan SMA Negeri 1 Martapura.
“Selain mendapat penanganan medis di RSUD Ratu Zalecha Martapura, beberapa siswa lain yang mengalami keracunan makanan itu juga dirujuk di RS Pelita Insani, Puskesmas dan ada pula dirujuk ke rumah sakit (RS) yang lokasinya berada di Kota Banjarbaru,” pungkas Saidi Mansyur.
Reporter: Riswan | Editor: Nashrullah















