Featured

Penerapan Inovasi Banjarsapa Dipuji Guru Khalil

MARTAPURA – Bupati Banjar H Khalilurrahman memuji program sektor pertanian yang digagas oleh Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH). Inovasi yang telah diluncurkan adalah Banjarsapa (Batanam Banih Jajar Legowo Sekali Mewiwit Dua Kali Panen). Program tersebut untuk mempertahankan julukan Kabupaten Banjar sebagai kindai limpuar melalui gerakan tanam padi 2 kali setahun.
“Pertanian sektor utama tumpuan hidup warga Banjar. 2/3 penduduk kita hidup bertani dan jadi hajat hidup orang banyak,” kata H Khalilurrahman, di Martapura, kemarin.
Menurutnya, Banjarsapa adalah pengkajian serta penerapan teknologi pertanian. Terobosan teknologi bercocok tanam dalam rangka mendukung pemerintah mewujudkan kedaulatan pangan. Maksudnya, untuk model jajar legowo pada Banjarsapa, TPH Banjar menerapkan teknologi Jajar Legowo Super. Dalam pelaksanaannya, dibantu oleh PPL dan petani setempat.
“teknologi ini harus diterapkan. Di beberapa lokasi telah dibuat percontohan untuk mendorong petani bersedia menerapkan secara menyeluruh dan massal,” ungkapnya.
Sedangkan Kepala Dinas TPH Banjar HM Fachry menjelaskan, pihaknya telah belajar sejak 2018 lalu. Mengikuti pelatihan dan penelitian Teknologi Jarwo Super yang berada di 3 Desa. Sebanyak 10 Kaji terap peningkatan produktivitas padi dengan pendekatan Jarwo Super Integrasi Refugia yang dilaksanakan pada musim tanam Asep (April-September) serta pada Musim tanam Okmar (Oktober- Maret).
“Waktu itu 5 percontohan Intensifikasi Usaha Tani Padi dengan teknologi Banjarsapa, 5 percontohan ini dilaksanakan di kecamatan Aluh-Aluh, Karang Intan, Gambut, Tatah Makmur, dan Martapura Barat,” kata Fahcry lagi.
Sedangkan Banjarsapa merupakan teknologi terobosan Dinas TPH Banjar yang berbasis kearifan lokal. Dengan adanya Banjarsapa ini diharapkan Indeks pertanaman meningkat 2 kali setahun dengan IP 180 persen yakni terdiri 100 persen padi lokal dan 80 persen padi unggul.
Pada teknologi Banjarsapa, mengusahakan 2 macam jenis padi sekaligus yakni padi unggul dan padi lokal di sebidang tanah yang sama. Artinya, setelah padi unggul panen padi lokal kembali ditanam. Pasalnya, usia padi unggul sekitar 3 bulan dan umur anakan padi lokal juga 3 bulan.
“Cara ini untuk meningkatkan produktivitas hasil padi karena Banjarsapa mengadopsi teknologi berbasis kearifan lokal,” katanya.

lintang

Recent Posts

Belanja Daerah Defisit Rp260 M, Perjadin DPRD Banjar Dipangkas Jadi 2 Kali Sebulan

Headline9.com, MARTAPURA - APBD Kabupaten Banjar defisit sebesar Rp260 miliar. Perjalanan dinas (perjadin) 45 legislatif… Read More

7 jam ago

Tak Ingin Dijuluki ‘Serambi Pohon’, Komisi III DPRD Kawal Usulan Skylift Truck Dari DPRKPLH Kabupaten Banjar Senilai Rp4 M

Headline9.com, MARTAPURA - Tak ingin dijuluki kota 'Serambi Pohon'. Komisi III DPRD Kabupaten Banjar siap… Read More

11 jam ago

Perdana, KPU Kabupaten Banjar Distribusikan Logistik Pilkada di Empat Kecamatan

Headline9.com, MARTAPURA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Banjar distribusikan logistik Pilkada 2024, Rabu (20/11/2024).… Read More

1 hari ago

Polda Kalsel Kembali Bongkar Jaringan Fredy, Barbuk Narkotika Senilai Rp133 M Dimusnahkan

Headline9.com, BANJARBARU - Direktorat Reserse Narkoba (Ditres Narkoba) Kepolisan Daerah Kalimantan Selatan kembali menggagalkan perederan… Read More

1 hari ago

Terkait Dugaan Asusila di Dinas PUPR Banjarbaru, Ketua DPRD Sebut Sangat Memalukan

Headline9.com, BANJARBARU – Dugaan kasus asusila yang melibatkan dua orang pegawai Dinas PUPR Kota Banjarbaru,… Read More

2 hari ago

Pegawai PUPR Banjarbaru Diduga Terlibat Asusila, Laporan Masuk ke BKPSDM

Headline9.com, BANJARBARU - Dugaan tindakan asusila oleh oknum pegawai Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang… Read More

2 hari ago

This website uses cookies.