headline9.com, Rantau – Dampak penutupan jalan hauling KM 101 Desa Tatakan Kecamatan Tapin Selatan Kabupaten Tapin kini kian terasa memprihatinkan bagi pekerja yang terdampak.
Jalan tersebut sudah ditutup sekitar sebulan, selama itu ribuan warga merasakan dampak ekonomi secara langsung, karena pelerjaannya terhenti dengan penutupan jalan tersebut.
Yola, istri dari salah seorang sopir angkutan ini memohon agar Jalan Hauling dapat segera dibuka kembali
“Tolong suami-suami (Sopir Angkutan) kami agar dapat bekerja lagi, beras kami sudah habis, kami mau makan apa?, sementara kami tidak memiliki penghasilan lain,” ujarnya sambil terisak.
Terlebih, Yola menyampaikan jika dalam waktu dekat anak-anaknya akan kembali bersekolah.

“Bagaimana kami membiayai sekolah anak-anak kami kalau begini,” tuturnya sembari menangis terisak.
Sementara di tempat terpisah Mukhlis yang sehari-harinya berjualan, namun akibat dari penutupan jalan hauling tersebut kini ia beralih profesi dengan melakukan kegiatan menangkap ikan untuk menutupi kebutuhan hidup sehari-hari.
“Dulu waktu jalan masih dibuka penghasilan bersih dari berjualan bisa 100 ribu sehari, semenjak ditutup sepi tidak ada aktivitas tidak ada penghasilan, terpaksa kita beralih membuat perangkap ikan buat dijual,” ungkapnya.
Mukhlis mengakui jika penghasilannya dengan membuat perangkap ikan sangatlah tidak mencukupi.

“Sekarang bayar kontrakan aja tertunggak, semoga pihak-pihak terkait dapat menormalkan lagi keadaan sebagaimana asalnya,” harapnya.
Lain hanya menurut pengakuan Firman salah seorang sopir angkutan yang merasakan dampak langsung dari penutupan jalan hauling km 101 tatakan, ia mengaku jika dulu dalam sebulan dapat menghasilkan hingga 8 juta. Namun untuk saat ini keadaan justru sangat sulit.
“Sekarang nyari 2 juta aja susah, terlebih banyak teman-teman satu profesi yang terlilit hutang untuk menutupi kebutuhan mereka,” bebernya.
Diketahui, akibat penutupan jalan hauling tersebut hingga saat ini, masyarakat sangat berdampak khususnya pada sektor perekonomian, baik berdampak secara langsung maupun tidak langsung. Baik para pekerja sopir angkutan maupun warga setempat.