Headline9.com, MARTAPURA – Imbas dari kemarau selain Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutal) yang terjadi di Kabupaten Banjar selain merusak udara yang mengakibatkan kabut asap, juga berdampak pada sektor pertanian.
Kekeringan yang sangat berdampak pada hasil pertanian di Kabupaten Banjar yang mayoritas menghasilkan padi.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Banjar, Nasrullah Shadiq saat ditemui oleh awak media di ruang kerjanya, bersama dengan Kepala Bidang dan jajaran-nya menerangkan, dari 20 kecamatan di Kabupaten Banjar 9 Kecamatan yang mengalami dampak kekeringan tersebut, dengan luas lahan terdampak besar berada di Kecamatan Gambut.
Nasrullah menjelaskan, pihaknya telah menyiapkan alat bantuan dari pusat untuk menangani masalah kekeringan, dengan cara pinjam pakai mesin tersebut.
“Tapi jika sumber airnya tidak ada, apa yang mau dialirkan,” ucapnya kepada headline9.com, Selasa (17/10/2023) siang.
Lanjutnya, tahun 2023 ini hasil produksi pertanian mengalami peningkatan dibanding dua tahun sebelumnya.
“Tahun ini meningkat ya Bu?” tanya Nasrul kepada Kabidnya.
Karena menurutnya, tahun-tahun sebelumnya mengalami banjir, kalau banjir sama sekali tidak ada yang bisa dipanen.
“Nah jadi secara total (hasil pertanian, red) lebih tinggi dari tahun sebelumnya, walau diterpa kekeringan,” tambah Nasrul.
Tidak sampai di sana, Nasrullah menjelaskan, dalam permasalahan kekeringan tersebut memiliki 3 fase, di antaranya: ringan, sedang dan berat. Dalam fase ringan dan sedang masih bisa dikendalikan dengan menggunakan mesin pompa untuk mengalirkan air dari titik yang ada, sehingga masih bisa panen.
Namun jika masuk ke dalam fase berat, dan dinyatakan Puso (Padi tidak berisi) maka masuk di tahap berat.
“Nah kami juga ada membuat gerakan penanganan pembersihan saluran air yang bekerjasama dengan BPTPH Provinsi Kalimantan Selatan, jadi air yang ada di selokan yang bisa dialirkan. Seperti di kawasan Martapura Timur kemarin kami lakukan itu juga,” jelasnya.
Selain itu, Dinas Pertanian Kabupaten Banjar juga mengungkapkan, luas lahan pertanian milik warga yang berada di sekitar HGU terdampak Karhutla sebanyak 51 hektar. Sedangkan untuk lahan yang berada di bawah konsesi milik perusahaan sebanyak 1.363.69 hektar.
Berdasarkan data yang dihimpun Headline9.com, luasan lahan pertanian Kabupaten Banjar kisaran 52.000 hektar, sehingga pihak Dinas Pertanian menyimpulkan luasan lahan pertanian yang tebakar hanya sekitar 1 persen saja.
Dari kejadian tersebut, dinas pertanian mengakui ada salah satu daerah yang terbakar hasil pertaniannya, namun hasil panen yang terbakar tersebut sebelumnya sudah sempat di panen oleh pihak petani.
“Iya mereka sempat memanen dahulu, namun sayangnya terjadi kebakaran, tapi karena sudah dipanen tinggal sisanya saja jadi para petani tidak terlalu ribut,” bebernya.
Ditanya tentang pengurangan luasan lahan pertanian di Kabupaten Banjar, Nasrul mengaku setiap tahun memang mengalami pengecilan lahan, hal tersebut dikarenakan alih fungsi lahan oleh para pemilik, seperti di daerah penyangga yang berada di Kecamatan Gambut dan Kertak Hanyar.
Nasrul juga mengaku, memang seharusnya digantikan dengan dibentuk sawah-sawah baru di daerah lain walau dalam jangka waktu yang lama, memang perkembangannya lambat. Seperti Cinta Puri Darussalam selama RT,RW peruntukan-nya untuk lahan pertanian.
“Kadang ada lahan itu cocok untuk pertanian, namun RT RW-nya peruntukan-nya perkebunan, itu nanti sulit juga membentuknya, karena bisa jadi pada beberapa tahun selanjutnya saat pemilik konsesi mempermasalahkan, karena ada beberapa kepentingan di sana,” pungkasnya.
Mada Al Madani