Headline9.com, MARTAPURA – Bangunan dua lantai Sekolah Dasar Negeri (SDN) Sungkai 1, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Banjar, kondisinya retak dan membahayakan hingga terancam ambruk.
Terang saja, bangunan yang difungsikan untuk ruang kelas satu sampai kelas enam itu retak parah, mulai bagian dinding hingga pondasi. Lantaran tak ingin membahayakan peserta didik, pihak sekolah melakukan prosesi belajar mengajar secara bergantian (shifting) dengan memanfaatkan sisa ruang kelas yang ada serta perpustakaan.
Kondisi ini pula memaksa proses belajar mengajar di SDN Sungai 1 dilaksanakan darurat. Bahkan, situasi tersebut telah berlangsung selama 1,5 tahun. Akibat tidak dipergunakannya sejak tahun 2023 lalu, ruang kelas itu terbengkalai, banyak debu dan menggambarkan kondisi tak terawat. Teras bangunan dengan konsep dua lantai itu kini juga terlihat kotor dan mengalami penurunan.

Sementara pula, total ruang kelas yang difungsikan sebagai pusat belajar bagi peserta didik ada 13 unit dengan menampung 347 peserta didik. Di mana, satu rombelnya berkisar 20 – 25 peserta didik. Selain itu, mekanisme belajar yang dilaksanakan lebih singkat dimulai dari pukul 07.00 – 11.00 WITA dan jadwal kedua pada pukul 11.00 – 13.00 WITA. Penggunaan kelas pararel juga berlangsung di SDN Sungkai 1 hingga pukul 17.00 WITA. Tentu, hal tersebut banyak merubah pola pada sistem pembelajaran.
Kepala SDN Sungkai 1, Ahyani, mengungkapkan, kerusakan yang terjadi sudah berlangsung sejak diterapkannya proses shifting tadi. Bangunan dua lantai itu juga mengalami kemiringan.
“Kerusakan ini mengkhawatirkan peserta didik sehingga kami mengambil kebijakan melaporkan hal itu ke Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Banjar. Lihat saja, teras bangunan di lantai dua itu juga mengalami penurunan dan miring kurang lebih 7 – 10 sentimeter (cm). Kami tak ingin ada kejadian seperti bangunan roboh atau sebagainya jika masih tetap difungsikan,” ujarnya, Rabu (9/4/2025).
Kapan terakhir renovasi sekolah dilaksanakan? Ahyani mengaku kurang mengetahui lantaran ia baru 3 tahun menjabat Kepala SDN Sungkai 1.”Saya kurang tahu persis kapan bangunan ini dikerjakan karena saya tidak memegang dokumen itu. Tapi, kabar terakhir akan dilakukan renovasi tahun ini menggunakan anggaran 2025,” katanya.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan tim ahli bangunan Universitas Lambung Mangkurat (ULM) bersama Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan (PUPRP) Kabupaten Banjar menemukan penyebab terjadinya keretakan parah bangunan yang terancam ambruk itu.
“Kerusakannya itu dari pondasi, memang peruntukannya tidak untuk bangunan bertingkat. Tapi, menurut saya, karena jumlah siswanya yang banyak dan lahan terbatas tentu pinak sekolah mengambil kebijakan membangun dua lantai untuk kebutuhan ruang kelas,” bebernya.
Kabid Sarana Prasarana (Sarpras) Disdik Kabupaten Banjar, Mahriansyah, mengungkapkan, bangunan lantai dua SDN Sungkai 1 yang retak dan terancam ambruk itu merupakan bekas proyek pengerjaan di tahun 2018. “Yang mengalami retak itu di lantai dasar karena sudah termakan usia lebih dari 10 tahun. Sedangkan bangunan lantai dua itu dilaksanakan bertahap dan rampung 2018. Berkaitan hasil analisis tim ahli bangunan belum menyebutkan secara jelas perkara penyebab keretakan. Memang pada 2023 terjadi gempa dan itu jadi penyebab terjadinya retaknya bangunan tersebut,” katanya.
Diketahui, Disdik Kabupaten Banjar juga telah mengalokasikan anggaran untuk renovasi total SDN Sungkai 1 dengan menelan biaya Rp2,1 miliar bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2025. Proyek tersebut juga sudah masuk dalam daftar proses tender.
Reporter: Riswan Surya | Editor: Nashrullah