Headline9.com, MARTAPURA – Rotasi jabatan di lingkup Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banjar kembali jadi sorotan. Kali ini giliran Erny Wahdini yang “dianggap” layak menduduki kursi Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinsos P3AP2KB) Banjar.
Penilaian itu dilontarkan Ketua Komisi I DPRD Banjar, Amiruddin. Menurutnya, Erny tak masalah menduduki jabatan baru karena sebelumnya mampu menjalankan tugas di Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM).
“Mungkin Bupati melihat Ibu Erny berkompeten. Positif thinking saja lah, asal tidak bertentangan dengan aturan kepegawaian,” ujarnya, Kamis (19/9/2025).
Namun, publik tentu ingat: Erny adalah salah satu figur yang ikut menangani kasus pelanggaran Dian Marliana hingga akhirnya non job. Kini, giliran Erny yang menggantikan posisi Dian di Dinsos. Kebetulan atau pola? Jawabannya, silakan tafsir sendiri.
Bupati Banjar, H Saidi Mansyur, dalam setiap pelantikan selalu menekankan satu kata kunci: loyalitas. Bahkan, lebih sering terdengar ketimbang integritas atau profesionalitas.
“Rasa menjaga kebersamaan dan loyalitas itu harus ada. Implementasi loyalitas harus ditanamkan dalam prinsip ASN,” tegasnya di hadapan pejabat, camat, hingga pimpinan perusahaan, Rabu (17/9/2025).
Pertanyaannya, jika loyalitas jadi tiket utama, bagaimana nasib mereka yang lebih memilih bekerja profesional tanpa banyak basa-basi politik? Apakah siap digeser hanya karena tak cukup ‘setia’?
Fakta lain juga menarik. Kencana Wati, pejabat yang pernah duduk sebagai Tim Pemeriksa Disiplin ASN untuk kasus Dian Marliana, juga pindah ke jabatan baru sebagai Kepala Dispersip Banjar. Sementara Dian Marliana sendiri—meski sudah dihantam kasus etik—tetap diselamatkan, sekadar berganti kursi jadi Staf Ahli Bupati.
Rotasi ala Pemkab Banjar makin menunjukkan polanya: siapa pun bisa bertahan, asal punya loyalitas. Integritas? Profesionalitas? Itu urusan belakangan.
Reporter: Riswan | Editor: Nashrullah