HEADLINE9.COM, MARTAPURA-Puluhan ton ikan jenis nila milik pembudidaya keramba jaring apung di Desa Awang Bangkal, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar tepatnya di Rt 04, mati mendadak sejak rabu kemarin. Belum diketahui pasti penyebab matinya ikan tersebut.
Salah seorang pembudidaya H Mahmudah Saat ditemui Headline9.com pada jumat (17/01/2020) menuturkan, dirinya sempat kaget saat melihat ikan miliknya secara tiba-tiba mati dan mengapung di air. Padahal sebeumnya tidak ada tanda-tanda apapun.
“Sejak rabu kemarin, tapi yang parahnya itu kamis dan jumat,” ujarnya.
Dikatakannya, ikan miliknya baru berusia 6 bulan, yang artinya belum bisa di panen atau dijual.
“Hampir ratusan juta rupiah kerugian yang saya alami akibat kematian ikan ini.” Katanya.
Diakui H Mahmudah, dirinya mengelola keramba jaring apung secaramandiri atau tidak tergabung dalam kelompok atau apapun. Karena menurutnya di wilyahnya belum ada kelompok pembudidaya ikan. Bahkan dirinya yang hampir sepuluh tahun mengelola keramba jaring apung tidak pernah didatangi oleh penyuluh Dinas Perikanan Kabupaten Banjar.
“Saya tidak tergabung dalam kelompok budidaya ikan. Bahkan selama saya mengelola keramba jaring apung. Tidak pernah melihat batang hidung penyuluh,” ungkapnya.
Sementraa Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Banjar, Dauly mengungkapkan, tidak hanya ikan nila dalam keramba yang mati, ikan di luar keramba apung itu pun juga ikut mati.
“Dari hasil uji kualitas air, PH air masih relatif normal di angka tujuh, namun kadar oksigen terlarut (DO) menurun menjadi 0,8 persen,” tutur Dauly, sapaan akrab Kadis Perikanan Banjar itu.
ditambahkannya, standar kadar oksigen itu pada angka 4 %. Ini artinya kondisinya sudah ekstrim atau membahayakan. Saat ini pihaknya masih melakukan uji lab di BPAT.
Sejak awal diketahuinya banyak ikan mati, Dauly mengaku sudah memberikan imbauan agar segera dipanen atau memberikan vitamin untuk mencegah kematian massal lebih banyak lagi.
“Kami juga meminta agar para pembudidaya menyiapkan wadah penampungan ikan yang mati sebelum dikubur, dan kami tidak menyarankan membuang bangkai ikan ke sungai, ” imbaunya.
Penerapan pola pembudidayaan ikan yang baik dan benar juga sudah ia arahkan kepada pembudidaya ikan. Seperti misalnya tidak menahan hasil panen, menebar bibit benih melebihi batas dan lannya.
“Kalau sudah siap panen langsung saja panen, jangan menunggu harga tinggi. Bibit ikan yang harusnya diisi tiga ribu ekor jangan sampai lebih. Kabarnya ada yang sampai mengisi sampai 15 ribu bibit,” jelas Dauly.
Ia menambahkan, kepastian penyebab matinya belasan ribu ikan di Kecamatan Karang Intan ini, masih menunggu hasil uji laboratorium BPAT 15 hari ke depan.
Headline9.com, BANJARBARU - Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Kalsel gelar kajian akhir penelitian… Read More
Headline9.com, BARABAI - Unit Pelayanan Pendapatan Daerah (UPPD) Samsat Barabai ikut serta memeriahkan Barabai Expo… Read More
Headline9.com, BATULICIN - Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu), melakukan pengundian secara online… Read More
Headline9.com, BATULICIN - Kepala Dinas (Kadis) Komunikasi Informasi Statistik dan Persandian (Diskominfosp) Kabupaten Tanah Bumbu… Read More
Headline9.com, MARTAPURA - Tunggakan utang pajak Rp1,2 miliar ke Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan (Kemenkeu)… Read More
Headline9.com, BANJARBARU – Kepolisian Daerah Kalimantan Selatan (Polda Kalsel) menggelar acara Syukuran dan Doa Bersama… Read More
This website uses cookies.