headline9.com, Tapin – Para pemuda Desa Serawi Kecamatan Tapin Tengah, berburu tanaman buah dan umbi Porang (maya), yang saat ini sudah mulai sulit untuk didapatkan.
“Biasanya, kami mencari Porang setengah hari saja, karena porang susah untuk dicari. Sebab saat ini banyak orang yang mencari atau berburu tumbuhan porang (maya),” ujar Hasan salahsatu warga Serawi.
Porang adalah tumbuhan liar di hutan, buah ini juga menjadi makanan kesukaan ular. Tumbuhan ini dapat berkembang dengan baik pada kondisi kelembaban yang cukup tinggi. Seperti yang di tanah yang lembab.
Di Desa Serawi dan kawasan Tapin, berburu buah dan umbi porang ini dikenal dengan maya.
Pencari porang tidak hanya di daerah Tapin saja, tetapi hingga, Hulu Sungai Selatan (HSS) , Hulu Sungai Tengah (HST) dan, dan Hulu Sungai Utara (HSU).
Harga porang pun cukup menggiurkan, sehingga banyak warga yang semangat untuk mencarinya. Harga umbi porang Rp40.000/Kg, dan harga untuk buah porang/katak Rp180.000/Kg.
Dari Instagram Kementrian Perdagangan Republik Indonesia dan Kementrian Pertanian Republik Indonesia, menyebutkan ekspor komoditas porang sangat diminati Negara Jepang, Negara Tirai Bambu Cina juga sangat meminati porang untuk kebutuhan kosmetik dan kebutuhan pangan.
Kepedulian kepada tumbuhan porang pun mengakibatkan Ketua Pepelingasih (Pemuda Peduli Lingkungan Asri dan Bersih) Kabupaten Tapin, dan mereka berinisiatif untuk membudidayakan tumbuhan porang guna kelangsungan pertumbuhan porang.
“Tumbuhan porang harus kita lestarikan dan harus kita budidayakan, sehingga tidak mengalami kelangkaan pada tumbuhan yang berdaya jual tinggi ini, ” ucap Ketua Pepelingasih Tapin, Nadzar, yang juga pemuda petani porang. (A-F)