Search
Close this search box.
  1. Home
  2. »
  3. Hukum dan Peristiwa
  4. »
  5. KPU Banjar Diuji, Distribusi Logistik Terganggu Jembatan Gantung Paramasan Hancur…

KPU Banjar Diuji, Distribusi Logistik Terganggu Jembatan Gantung Paramasan Hancur Diterjang Banjir

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Print
Reddit

Headline9.com, MARTAPURA – Jembatan gantung yang menghubungkan Desa Paramasan Bawah dengan Desa Paramasan Atas di Kecamatan Paramasan, Kabupaten Banjar, ambruk akibat terjangan banjir yang dipicu hujan lebat selama tiga jam pada 29 Januari 2024. Insiden tersebut terjadi pada pukul 03.00 WITA dan berpotensi mengganggu distribusi logistik Pemilu, mendekati pemungutan suara 14 Februari 2024.

Rusmilawati dari KPU Kabupaten Banjar menjelaskan bahwa longsor dan runtuhnya jembatan bisa berpengaruh pada pendistribusian logistik Pemilu. Meski begitu, ia menegaskan bahwa gudang logistik tetap berada di Kecamatan Paramasan. Ini diungkapkan pada Selasa, 6 Februari 2024.

BACA JUGA :  Dampak Galian C di Bukit Lentera Banjarbaru Sudah Dirasakan Warga

Kepala Dinas PUPRP Kabupaten Banjar, Anna Rosida Santi, juga telah mengkonfirmasi bahwa timnya telah meninjau kondisi jalan yang longsor dan jembatan yang runtuh. Pada Senin, 5 Februari 2024, ia menyatakan bahwa survei telah dilakukan dan upaya penanganan segera akan dijadwalkan.

Namun, ia belum dapat memastikan kapan pemulihan jembatan akan terlaksana. Anna menggarisbawahi bahwa metode pembangunan ulang jembatan gantung perlu dipertimbangkan secara rinci mengingat panjang bentangan, yang memerlukan waktu sekitar 7 hingga 8 bulan dan anggaran sebesar Rp7 miliar. Meskipun jembatan rangka besi portabel bisa menjadi solusi lebih cepat, metode ini tidak sesuai dengan kondisi bentang jembatan di lokasi tersebut.

BACA JUGA :  Tuntutan DPD Organda Kalsel Diterima Walikota Dan DPRD Kota Banjarmasin

Sebagai alternatif sementara, Anna menyarankan penduduk setempat menggunakan rakit bambu untuk menyeberang sungai. Dalam rencana jangka panjang, Dinas PUPRP akan berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai Riam Kiwa serta tim teknis dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM), yang masih menunggu kedatangan tim untuk melakukan kajian lebih lanjut.

Baca Juga