Headline9.com, BANJARBARU – Perhimpunan Periset Indonesia (PPI) Provinsi Kalimantan Selatan periode 2024 – 2027 dikukuhkan, Selasa (30/4/2024) siang, di Aula Kantor Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Kalimantan Selatan. Pengukuhan ini menandakan keberadaan organasasi PPI resmi terbentuk.
Pemegang estafet kepemimpinan PPI hingga lima tahun ke depan diamanahkan kepada Siswadi, salah satu periset dari Kantor Kerja Bersama (KKB) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Banjarmasin dengan didukung 15 orang anggota resminya. Ditambah Dewan Pakar dan Dewan Pengarah PPI. Organisasi ini tergabung dalam dua unsur di antaranya Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Kalsel serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dari KKB.
“Jadi keseluruhan kami dari BRIN sebanyak 51 orang ditambah dari BRIDA sekitar 16 orang dan ini tergabumg se- Kalsel. Yang jelas, ke depan kita bisa menggandeng swasta juga diberikan peluang untuk itu tak harus berstatus PNS termasuk juga tergabung dengan periset dari perguruan tinggi,” ungkapnya, kepada headline9.com.
Dibentuknya ini bertujuan agar tidak ada overlapping (tumpang tindih) kegiatan riset yang kesannya membuang-buang anggaran, waktu dan sebagainya. “Misalkan perguruan tinggi melakukan riset, kemudian BRIN dan BRIDA melaksanakan hal yang sama. Agar tak overlapping tadi makanya bisa dilakukan dengan cara kolaborasi, tujuannya percepatan pembangunan di Kalse bisa maju sejalan,” papar dia.
Bahkan, kata dia, PPI ini sendiri kesannya tak hanya ekslusif melainkan mebaur dengan seluruh periset yang tergabung dari berbagai unsur. Baik itu, akademisi, industrial, dan periset lainnya.
“Yang jelas, keberadaan PPI ini akan kita sosialisasikan dengan harapan bisa jalan digaris yang sama. Semoga PPI bisa menjadi wadah bagi semua periset khususnya di Kalimantan Selatan,” beber Siswadi.
Berdasarkan data dihimpun pihaknya, ada hampir ribuan lebih periset di Kalsel. Mengingat, peneliti tak hanya melihatkan institusi bidang linearnya saja tetapi kalangan dosen juga mempunyai hak dan bahkan kemampuan risetnya patut diperhitungkan.
“Kami sempat komunikasi dengan Rektor ULM katanya mereka mempunyai 1.400 dosen itu jumlah yang sangat besar, belum lagi kampus lainnya di provinsi ini. Artinya, potensi orang-orang hebat cukup menjadi atensi kami dan itu lah potensinya sekaligus sebagai bentuk menjaring periset yang ada,” tukasnya.
Seusai pengukuhan, kegiatan ini diisi dengan diskusi dengan periset (peneliti) dengan menghadirkan narasumber yang ahli dibidangnya sebagai pelengkap penyelengaraan tersebut. (Adv)
Reporter : Riswan Surya
Editor : Nashrullah