Headline9.com, MARTAPURA – Proyek pedestarian Koridor 4 Jalan Ahmad Yani Martapura Tahap 2 menuai kritik pedas dari warga. Pasalnya, beberapa usaha mereka di kawasan itu nyaris mati total.
Ini disebabkan, akses jembatan penyebarangan yang dibikin penyedia masih berupa tumpukan karung berisikan pasir dengan lebar tak sampai 2 meter dan hanya bisa dilewati satu unit kendaraan roda dua.
Muhammad Ali, selaku pemilik bengkel yang terdampak mengeluhkan hal itu. Menurutnya, saat ini pemerintah kurang memerhatikan. Alhasil, selain sempat mematikan pendapatannya juga sangat menganggu aktivitas yang mereka kerjakan.
“Ya mengganggu lah, sudah beberapa hari saya enggak buka. Ditambah mobil enggak bisa masuk ke sini ya jembatannya dibikinnya tak strategis. Dari janji awalnya mau dibuat jembatan sementara yang bisa dilalui roda empat (mobil). Sampai hari enggak ada dibikinkan makanya saya libur,” katanya, Senin (22/7/2024) siang.
Dirinya juga menyebut gaji yang diterima pemerintah daerah (pemda) saat ini adalah hasil dari keringat mereka selama mencari rezeky. Maka dari itu, wajar menurutnya, rakyat seperti mereka dibantu.
“Ya gaji yang mereka terima itu ya dari kami. Tidak ada rakyat ngapain ada pemerintah kan,” cetusnya.
Hal serupa juga dirasakan Abdul Khalik, pemilik bengkel mobil yang terkena dampak dari proyek ini. Dia mengaku sangat terganggu. Sejak Jumat hingga sekarang ini, dia mengungkapkan, belum ada satu pun pelanggan yang datang kepada mereka. “Baru kemarin dibikinkan jembatan itupun yang muat kan cuman kendaraan saja,” ucap kepada awak media.
Kabid Cipta Karya Dinas PUPRP Kabupaten Banjar, Iwan Junaidi, mengatakan, murni adalah kesalahan penyedia (kontraktor pelaksana). Pihaknya sebenarnya juga sudah mengingatkan kendala sekecil apapun di dalam pelaksanaan harus di atasi segera.
“MC-0 sampai PCM sudah kami ingatkan dan ini fatal kesalahan mereka. Ke depan kami tidak ingin ada lagi masalah ini. Jelas, akan kami evaluasi juga bagaimana pelaksanaan pihak penyedia termasuk sanksi jika terulang lagi kesalahan tersebut,” katanya.
Ia memastikan selambat-lambatnya sore ini akan dipasang plat agar tak mengganggu aktivitas warga yang memiliki usaha disekitar proyek. “Kita sudah turun ke lapangan dan ternyata jembatan yang dibangun sementara memang kekecilan. Kalau tak terkejar kami minta pasangkan plat ke penyedia dan kalau tak salah platnya dari beton, tak tahu persisnya ya yang jelas hari ini di pasang,” bebernya.
Terkait pendampingan dari Kejari Kabupaten Banjar akibat dampak sosial ini, sambung dia, secara pengawasan tetap berjalan. “Setelah mengetahui kejadian ini mereka juga aktif,” ucapnya.
Diungkapkan Iwan, atas ketidak nyamanan dari imbas proyek tersebut dirinya juga meminta maaf terutama kepada sejumlah usaha warga yang terdampak.
“Kami meminta maaf atas terganggunya aktivitas para warga. Harusnya Minggu kemarin sudah di pasang, naumn karena ada terkendala teknis yang pada akhirnya tidak terlaksana,” pungkasnya.
Diketahui, akibat tak dipasangkannya plat dari penyedia menyebabkan sejumlah usaha nyaris mati total, baik itu warung makan, bengkel, service radiator, accu mobil hingga tambal ban. Proyek yang menelan anggaran pagu Rp10 miliar dengan nilai kontrak sebesar Rp8 miliar itu dikerjakan CV VIVA Tunggal dengan panjang penanganan 875 meter.
Reporter : Riswan Surya
Editor : Nashrullah