Meskipun tahapan resmi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Walikota Banjarbaru belum dimulai, atmosfer politik di kota Idaman ini sudah terasa memanas. Jalan-jalan utama hingga lingkungan permukiman kini dihiasi oleh beragam baliho yang seakan-akan berteriak meminta perhatian warga Banjarbaru. Persaingan para calon walikota telah merasuk ke setiap sudut kota, menciptakan panorama visual yang tidak mungkin terlewatkan.
Nasrullah, Banjarbaru
Di setiap sudut kota, dari jalan utama Ahmad Yani, Trikota, Karang Anyar, Panglima Batur, bahkan hingga jalan-jalan kompleks, baliho-baliho besar dan kecil bertebaran, menandakan dimulainya perang visual antara para bakal calon Wali Kota Banjarbaru. Masing-masing baliho hadir dengan berbagai jenis dan ukuran, menampilkan foto-foto yang penuh warna dan corak, seolah berkompetisi untuk menarik perhatian dan simpati masyarakat.
Erna Lisa Halaby, pejabat eselon 4 dengan jabatan Kepala Sub Bagian di salah satu Bagian di Setda Kota Banjarbaru berani melepaskan statusnya sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN), muncul sebagai kandidat kuat dalam kontestasi ini.
Dengan tagline “Harapan Baru Banjarbaru,” Erna Lisa Halaby membawa semangat perubahan dan pembaruan yang menjadi daya tarik bagi para pemilih yang menginginkan perubahan nyata di kota mereka.
Di sisi lain, petahana Aditya Mufti Ariffin tidak kalah gencar dalam mengampanyekan dirinya. Bersama Said Abdullah, Aditya yang sudah menyatakan diri kembali ikut dalam kontestasi pilkada kali ini, memanfaatkan baliho sebagai salah satu alat utama untuk memperkuat posisinya dan memperkenalkan program-program yang telah dan akan dilaksanakan. Aditya, dengan pengalamannya sebagai pemimpin saat ini, mengusung stabilitas dan kesinambungan pembangunan sebagai andalannya.
Masing-masing calon menggunakan strategi komunikasi visual yang cermat dan kreatif. Erna Lisa Halaby, misalnya, memanfaatkan kesan ramah dan keterbukaan dalam setiap balihonya, dan kerap bersosialisasi langsung dengan warga. Foto-fotonya selalu menampilkan senyum yang lebar dan kontak mata langsung, seolah-olah mengajak setiap orang yang melihatnya untuk merasakan kehangatan dan kedekatan. Slogan juga dipilih dengan hati-hati untuk menonjolkan komitmen dan visi baru bagi Banjarbaru.
Aditya Mufti Ariffin, sebaliknya, menekankan keberlanjutan dan keandalan. Baliho-baliho yang dipasangnya sering kali menampilkan pencapaian-pencapaian selama masa kepemimpinannya. Ini adalah upaya untuk mengingatkan warga akan rekam jejak positifnya dan memberi harapan bahwa Banjarbaru akan terus maju di bawah kepemimpinannya.
Baliho-baliho ini juga mencerminkan persaingan yang sengit antara para calon. Setiap kali satu calon memasang baliho di lokasi strategis, tidak lama kemudian akan muncul baliho pesaingnya di tempat yang sama atau bahkan lebih mencolok. Fenomena ini menjadi pemandangan sehari-hari yang menarik perhatian warga dan menjadi topik pembicaraan hangat di warung kopi, pasar, hingga media sosial.
Perang baliho ini tidak hanya berdampak pada visual kota, tetapi juga menggugah partisipasi politik warga Banjarbaru. Di berbagai tempat, masyarakat mulai aktif mendiskusikan pilihan mereka, mengkritisi dan membandingkan para calon berdasarkan pesan-pesan yang tersampaikan melalui baliho-baliho tersebut.
Seorang warga di kawasan Karang Anyar, Ahmad, berpendapat bahwa baliho memberikan informasi yang cukup untuk mengenal para calon. “Baliho-baliho ini membantu kita melihat siapa saja yang maju. Walaupun kita tahu ada tim sukses di belakangnya, tapi setidaknya kita bisa mulai mengenal siapa mereka dan apa yang mereka janjikan,” ungkapnya.
Namun, tidak sedikit pula yang merasa bahwa perang baliho ini berlebihan dan mengganggu pemandangan kota. “Baliho-baliho itu banyak yang terlalu besar dan menutupi pandangan. Harusnya kampanye lebih fokus ke program dan kegiatan nyata, bukan cuma pamer wajah di jalanan,” kata Ibu Rina, seorang pedagang di Pasar Bauntung.
Pelaksanaan Pilkada Banjarbaru yang rencananya akan digelar pada akhir November 2024 ini masih menyisakan waktu beberapa bulan. Seiring berjalannya waktu, warga akan terus disuguhi dengan berbagai bentuk kampanye, dari baliho, spanduk, hingga kegiatan tatap muka dan debat publik. Tantangan bagi para bakal calon adalah bagaimana mereka dapat meyakinkan pemilih melalui pesan-pesan yang tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga berbobot secara substansi.
Erna Lisa Halaby, dengan semangat perubahan yang diusungnya, harus mampu menunjukkan bahwa ia memiliki kemampuan dan pengalaman yang cukup untuk memimpin Banjarbaru ke arah yang lebih baik. Di sisi lain, Aditya Mufti Ariffin harus membuktikan bahwa kelanjutan kepemimpinannya akan membawa lebih banyak manfaat bagi masyarakat.
Pertarungan ini tidak hanya tentang siapa yang memiliki baliho paling mencolok atau slogan paling menarik, tetapi juga tentang siapa yang benar-benar memahami kebutuhan dan harapan warga Banjarbaru. Dalam beberapa bulan ke depan, kita akan melihat lebih banyak strategi dan taktik kampanye yang digunakan oleh masing-masing calon. Bagaimana mereka mengemas pesan mereka, bagaimana mereka berinteraksi dengan masyarakat, dan bagaimana mereka mengatasi kritik dan tantangan akan sangat menentukan hasil akhirnya.
Saat hari pemilihan semakin mendekat, tensi politik di Banjarbaru diperkirakan akan terus meningkat. Masyarakat diharapkan tetap kritis dan cerdas dalam memilih pemimpin mereka, tidak hanya berdasarkan visual kampanye, tetapi juga berdasarkan penilaian yang matang terhadap visi, misi, dan track record para calon.
Pilkada Banjarbaru 2024 ini bukan sekadar ajang perebutan kekuasaan, tetapi juga merupakan momen penting untuk menentukan arah masa depan kota Idaman. Oleh karena itu, setiap suara sangat berarti. Mari kita tunggu dan lihat siapa yang akan mampu bertahan hingga akhir, siapa yang akan mampu meraih kepercayaan mayoritas warga Banjarbaru, dan siapa yang akhirnya akan melenggang menuju kursi Walikota Banjarbaru.
Dengan segala dinamika yang terjadi, satu hal yang pasti adalah bahwa perang baliho ini hanyalah permulaan dari persaingan yang lebih besar dan lebih kompleks. Semoga saja, pada akhirnya, yang terpilih adalah mereka yang benar-benar peduli dan siap bekerja untuk kemajuan dan kesejahteraan Banjarbaru.