Minggu, April 20, 2025
BerandaBanjarBanjir di Gambut Surut, Jadi Alasan Tak Bangun Dapur Umum

Banjir di Gambut Surut, Jadi Alasan Tak Bangun Dapur Umum

Headline9.com, MARTAPURA – Jumlah warga terkena musibah banjir di Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar, kini mulai berkurang, Kamis (30/1/2025). Tingginya curah hujan hingga 26 Januari 2025, sedikitnya merendam 415 rumah hingga menyebabkan 467 kepala keluarga (KK) terdampak.

Hal tersebut juga menyebabkan warga terpaksa mengungsi ke sejumlah tempat. Tercatat ada 18 kepala keluarga (KK) mengungsi di tempat keluarga, 11 KK dengan 21 jiwa dan 1 balita mengungsi di Gedung Pemuda dan 24 KK sekitar 66 jiwa dengan balita juga turut mengungsi di Pasar Baru. Ketinggian air banjir di wilayah ini rata-rata juga mencapai lebih dari 60 sentimeter (cm).

“Di Kecamatan Gambut ada tiga wilayah yang terendam banjir, yakni Kelurahan Gambut, Desa Malintang Baru dan Desa Malintang. Berdasarkan data update perkembangan situasi bencana banjir di Kecamatan Gambut, per 30 Januari 2025, jumlah tempat tinggal yang terdampak mulai mengalami pengurangan sekitar 77 unit dari 73 kepala keluarga (KK) dan kondisi kedalaman air dari sebelumnya mencapai 60 sentimeter kini sudah surut berkisar antara 5 – 20 sentimeter,” papar Camat Gambut, Ahmad Fauzan, Kamis (30/1/2025).

BACA JUGA :  Dharma Wanita Baramarta Juara Pertama Tertib Administrasi

Surutnya air, warga yang sempat mengungsi di rumah keluarga, Pasar Baru dan Gedung Pemuda kini sudah meninggalkan tempat tersebut dan mulai pulang ke rumah masing-masing. “Sejak Selasa, 28 Januari 2025 kemarin warga yang sempat kita tampung di Pasar Baru dan Gedung Pemuda semuanya sudah pulang,” ungkap dia.

Atas dasar tersebut pula, ia menegaskan tidak ada rencana membangun posko dapur umum. “Kalau kondisi saat ini kita membangun dapur umum, buat apa? buang-buang anggaran. Memang ada instruksi dari pak Bupati Banjar, namun demikian kami tetap siaga dan membuka posko pengungsian. Jika airnya naik lagi dan kondisi banjirnya dalam, baru kita bangun dapur umum. Untuk peralatan masak dan keperluannya, kita punya lengkap,” beber Fauzan.

Sementara itu, Lurah Gambut Akhmad Syaukani, mengungkapkan, saat ini debit air yang masuk ke dalam rumah ataupun di luar rumah ketinggiannya tercatat berkisar antara 15 – 20 sentimeter.

“Memang beberapa rumah masih tergenang banjir dan ketinggian air rata-rata segitu dan sejak sore kemarin warga yang mengungsi sudah kembali ke rumah masing-masing,” ucapnya.

BACA JUGA :  HUT RSD Idaman Banjarbaru, Hadirkan Berbagai Macam Perlombaan

Ia membeberkan jika hendak membangun dapur umum sesuai arahan pemangku wilayah di Kecamatan Gambut saat kondisi air pasang dan mengalami kenaikan. “Kalau air naik, sesuai arahan pak camat ada dapur umum dibangun. Tapi itu masih persiapan (rencana),” ujarnya.

Saat ini, katanya, ketersediaan logistik hanya tersedia untuk lima hari. Sementara, sembako yang dibagikan Ketua TP PKK Kabupaten Banjar Nurgita Tyas pada Selasa (28/1/2025) lalu bagi korban terdampak disebabkan musibah banjir tersebut hanya mampu bertahan selama tiga hari.

“Saat ini sembako yang kita miliki hanya beras, mie instan dan minyak goreng. Sedangkan ketersediaan telur, kita tidak ada,” beber Syaukani.

Adapun dari dampak ini, keluhan penyintas banjir di Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar, rata-rata adalah terkena penyakit kulit alias kutu air. Sementara kerugian yang dialami di wilayah tersebut di antaranya pasar, rumah, sekolah dan akses jalan yang terendam banjir. Diketahui, BMKG memprediksi puncak curah hujan di Kalsel terjadi hingga Februari 2025. Musim hujannya diprakirakan masih tetap berlangsung hingga Juli 2025.

Reporter: Riswan Surya | Editor: Nashrullah

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
- Advertisment -
- Advertisment -

Most Popular