1. Home
  2. »
  3. Featured
  4. »
  5. Warga Sungai Tabuk Keluhkan Belum Meratanya Bantuan

Warga Sungai Tabuk Keluhkan Belum Meratanya Bantuan

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Print
Reddit
TERENDAM: Sejak Desember 2024, Desa Lok Buntar, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, sudah dilanda banjir. Tercatat dari 8 RT, sekitar 800 rumah terendam. Di mana, 802 KK yang dihuni 2.232 turut terdampak. Desa yang dianggap terisolir ini juga minim mendapat bantuan hingga melumpuhkan ekonom mereka.

Headline9.com, MARTAPURA – Warga desa yang tinggal di Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, keluhkan belum meratanya bantuan. Minimnya penyaluran logistik juga menjadi alasan kurang maksimalnya pembagian makanan ke korban bencana banjir. 

Salah satu warga yang bertugas di Dapur Umum Desa Lok Buntar, Masrani, mengaku, bantuan logistik pemerintah daerah yang diberikan di desanya hanya cukup makan satu kali.

Sedangkan, jumlah korban jiwa yang terdampak mencapai 2.232 orang dari 802 kepala Keluarga (KK). Berdasarkan data update dari Pemerintah Desa (Pemdes) Lok Buntar total rumah yang terendam banjir mencapai 800 unit dengan ketinggian bervariasi 60 – 80 sentimeter. Mengingat, lokasi tersebut juga berada dekat dengan bantaran Sungai Martapura.

“Dapur umum yang didirikan hanya cukup untuk porsi satu kali makan saja. Itu pun cuma RT 01 dan 02 yang kebagian, sementara Desa Lok Buntar ini memiliki 8 RT dan semua titik terendam banjir. Jadi, kami mengharapkan bantuan logistik dari pemda bisa merata agar porsinya cukup untuk semua warga,” ungkapnya, usai menerima bantuan ratusan paket sembako melalui kegiatan aksi solidaritas sosial oleh Komunitas Wartawan Kabupaten Banjar (KWKB), pada Selasa (4/2/2025).

BACA JUGA :  Update Gempa Cianjur, 62 Meninggal Dunia

Ia menyadari, jika saat ini akses satu-satunya yang dapat ditempuh adalah jalur air. “Mau bagaimana lagi, karena akses darat juga terendam banjir sampai sekarang belum juga surut. Memang kemarin ada bantuan dari BPBD Kabupaten Banjar ya tapi tetap kami hanya bisa menyediakan nasi bungkus untuk satu kali makan, dan dibangunnya dapur umum sudah berlangsung sejak Sabtu sampai sekarang artinya sudah empat hari semenjak logistik diberikan oleh Pemda,” ungkapnya.

Masih di lokasi yang sama, warga Desa Lok Buntar, Siti Mudalillah, mengungkapkan, jika banjir terjadi sudah berlangsung sejak Desember 2024. Ia mengaku, kesusahan saat tertimpa musibah banjir tersebut. Apalagi, keluhan utamanya adalah kutu air.

“Memang kondisi air sedikit turun tapi tidak signifikan. Keadaan ini juga memaksa kami untuk bisa bertahan meski sedang susah, baik logistik yang terbatas ataupun sedang menahan gatal karena kutu air. Adanya bantuan dari wartawan, kami sangat berterima kasih banyak setidaknya makan hari berikutnya cukup dulu,” kata dia, sambil mengusap air mata.

BACA JUGA :  KOMPLET... Banjar Miliki 48 Destinasi Wisata Siap Dipasarkan oleh Pemandu Wisata

Sementara itu, Lina, warga Desa Pemakuan RT 04 menyebut, bantuan yang diberikan pemerintah daerah tak pernah sampai ke tempatnya. Selain logistik makanan yang menjadi kebutuhan utama bagi mereka, penyakit kulit seperti kutu air juga turut dikeluhkan.

Ia meminta agar bantuan yang diberikan dapat diakomodir dan merata. “Yang kami keluhkan itu, tidak pernah dapat salep kutu air. Sampai ini banyak yang ‘Belancat’ (kutu air, red) memang ada di Poskesdes tapi pembagiannya hanya sampai RT 02. Di sini tak pernah,” paparnya.

Jumlah tempat tinggal yang terdampak di RT 04 sebanyak 80 rumah. Kondisi seluruhnya pun juga masih terendam. “Kami cuma mendapatkan bantuan satu kali dari Pemda dan Pembakal (Kades, red) setelah seminggu berjalan tidak ada lagi bantuan. Nah, kalau isi yang kami dapatkan itu ada beras 2 liter, mie instan 2 bungkus, telur 2 butir, minyak goreng 1/4 liter, gula 1/2 kilogram, dan teh dua bungkus. Kalau dihitung-hitung kemarin cuma bisa bertahan dua hari,” pungkasnya.

Reporter: Riswan Surya | Editor: Nashrullah

Baca Juga