Jumat, Oktober 10, 2025
BerandaHukum dan PeristiwaTak Kantongi SLHS, Dapur SPPG Tungkaran Untuk MBG Lolos dan Beroperasi

Tak Kantongi SLHS, Dapur SPPG Tungkaran Untuk MBG Lolos dan Beroperasi

Headline9.com, MARTAPURA – Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) tak dikantongi. Yayasan Griya Rizki Babussalam yang ditunjuk jadi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) pada program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan beroperasi di Desa Tungkaran, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar, justru lolos dan  beroperasi.

Hal tersebut terungkap saat dilakukan inspeksi mendadak (sidak) oleh Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banjar ke Dapur MBG, di Desa Tungkaran, Kamis (9/10/2025) malam, pukul 23.00 WITA.

Ujung-ujungnya, SPPG yang bernaung di bawah Yayasan Griya Rizki Babussalam mendapat tenggat waktu untuk menyelesaikan SLHS selama 14 hari ke depan. “Berbagai item yang bisa dilengkapi dalam waktu cepat harus segera dilaksanakan. Begitu juga untuk item yang membutuhkan waktu panjang, seperti membangun sumur resapan,” ucap Kasi Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar, Lili Agustina.

Selain belum mengantongi SLHS, tim pelaksana SPPG di Dapur Tungkaran juga belum melaksanakan kegiatan pelatihan penjamah makanan secara offline. Meski kabarnya, mereka telah mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) secara daring dengan kementerian. Akhirnya, SPPG dari Dapur Tungkaran akan mengikuti kegiatan Bimtek dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banjar.

BACA JUGA :  Anak Tidak Sekolah di Kabupaten Banjar Tertinggi se Kalsel, Sekdakab Banjar: Harus ‘Shiratal Mustaqim’

“Rencana Sabtu ini pelatihan akan dilaksanakan, dan tenggat waktu sampai 31 Oktober semua dapur harus mengantongi SLHS. Memang sebagian dari mereka sudah ada yang mengikuti pelatihan dari kementerian melalui zoom. Kita juga berharap minimal 50 persen penjamah makanan juga harus mengantongi sertifikatnya,” ungkapnya.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banjar, Noripansyah, mengungkapkan, ada berbagai faktor yang bisa menyebabkan keracunan. Salah satunya, penjamah makanan yang belum mengikuti pelatihan dan mengantongi sertifikat. “Penyebabnya tak hanya pada pengolahan makanan, pemasak, penyajian, hingga proses distribusinya saja, tapi juga dimulai pemilihan bahan makanannya. Kami juga masih belum bisa mengkonfirmasi secara dalam terkait sumber bau pada dapur MBG,” katanya.

Berdasarkan hasil sidak, Dapur MBG dari SPPG Tungkaran diklaim telah memenuhi Standar Operating Procedure (SOP). Disisi lain, air yang digunakan memasak untuk program Makan Begizi Gratis (MBG) menggunakan sumur galian.

BACA JUGA :  Denny Kembali Ke Banua Optimis Menangkan PSU

“Fasilitasnya sudah sesuai, karena ada dapur basah, dapur kering, blower dan hal lainnya sudah sesuai dengan standar. Yayasan SPPG sudah semaksimal mungkin dalam pembuatan dapurnya. Kalau air yang digunakan memang dari sumur gali, dan pengolahan makanan kalau ada bau-bau merupakan hal yang wajar. Tapi kita akan cek lebih dalam lagi apa saja kekurangannya,” ucap Noripansyah.

Selain belum mengantongi SLHS. Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang beroperasi di Desa Tungkaran, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar yang ditunjuk jadi penyedia pada program Makan Bergizi Gratis (MBG) sedang disorot bahkan masuk dalam penyelidikan aparat kepolisian. Hal itu, imbas ratusan siswa dari berbagai jenjang tingkatan sekolah di Martapura, Kabupaten Banjar, diduga mengalami keracunan makanan.

Reporter: Riswan | Editor: Nashrullah

- Advertisment -
RELATED ARTICLES
- Advertisment -
- Advertisment -
- Advertisment -

Most Popular