Headline9.com, BANJARMASIN – Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Kalsel menggelar Sosialisasi dan Pembinaan Teknis Survei Pengukuran Indeks Pembangunan Olahraga (IPO) selama tiga hari, dari tanggal 2–4 Desember 2025, di Banjarmasin.
Pembukaan kegiatan dilakukan langsung oleh Kadispora Kalsel, Pebriadin Hapiz, yang didampingi Kabid Pembudayaan Olahraga, Budiono, dan Kegiatan ini diikuti perwakilan Dispora kabupaten/kota serta enumerator dari desa dan kelurahan di seluruh Kalsel.
Kasi Kemitraan dan Penghargaan Olahraga Dispora Kalsel, Arif Noor Rahman, mengatakan sosialisasi dan bimtek ini bertujuan memastikan proses survei IPO berjalan sesuai standar nasional, sehingga data yang dihasilkan bisa menggambarkan kondisi pembangunan olahraga di Kalsel secara akurat.
“Kegiatan ini berlangsung tiga hari dan diikuti peserta dari 13 kabupaten/kota beserta para pencacah dari tiga desa atau kelurahan di setiap daerah. Total peserta sekitar 80 orang,” kata Arif, Rabu (03/12/2025).
Ia menjelaskan, narasumber yang dihadirkan berasal dari Dispora Kalsel serta Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Di antaranya Edward, Ketua Tim Pengukuran Data Olahraga Nasional Kemenpora, bersama staf teknis Adi.
Menurutnya, penguatan pemahaman terkait metodologi survei sangat penting agar proses pengukuran IPO dilakukan sesuai kaidah statistik sebagaimana standar yang digunakan Badan Pusat Statistik (BPS). “Dengan pengukuran yang tepat, kita bisa mendapatkan data valid mengenai kondisi pembangunan olahraga di daerah. Data ini nantinya menjadi dasar bagi pemerintah daerah untuk menentukan kebutuhan fasilitas olahraga, ruang terbuka hijau, hingga pemetaan kebugaran dan kualitas SDM olahraga,” terangnya.
Arif menegaskan, survei IPO bukan dilakukan untuk menilai benar atau salah, melainkan memotret kondisi nyata di lapangan. Hasilnya akan menjadi masukan bagi kepala daerah, SKPD, dan stakeholder terkait dalam menyusun kebijakan pembangunan olahraga yang lebih tepat sasaran.
Selain itu, ungkap Arief, bahwa Survei IPO sendiri tidak dilakukan kepada seluruh populasi, tapi melalui pengambilan sampel sebanyak 40 titik yang tersebar di seluruh kabupaten/kota. Tiap daerah mengambil tiga desa/kelurahan dengan metodologi yang telah ditetapkan Kemenpora RI.
“Ini bukan pengukuran cabang olahraga, tetapi pengukuran kondisi umum masyarakat terkait olahraga dan kebugaran. Hanya saja, beberapa data prestasi atlet tetap akan diminta sebagai bagian dari indikator pembangunan olahraga,” tambah Arif.
Melalui kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal dalam memperkuat kualitas data sekaligus menyempurnakan perencanaan pembangunan olahraga di Banua. “Dengan pemetaan yang lebih akurat, diharapkan peningkatan fasilitas olahraga dan kebugaran masyarakat dapat lebih terarah di seluruh wilayah Kalsel,” pungkasnya.















