MARTAPURA – Sedikitnya 1000 perwakilan daerah seluruh Indonesia sepakat mengampanyekan #ViralkanKabarBaik di media sosial.
Tagar yang digagas Indonesian City Government PR Summit di Trans Luxury Hotel, Bandung, tersebut diikuti humas serta Dinas Kominfo se-Indonesia termasuk Dinas Kominfo, Statistik dan Persandian Kabupaten Banjar.
Kampanye tagar baru tersebut untuk mendukung penyebaran informasi positif di media sosial. Sekaligus menangkal penyebaran berita palsu dan ujaran kebencian yang bisa memecah-belah bangsa.
#ViralkanKabarBaik adalah kampanye untuk mengajak para pranata humas pemerintah Indonesia serta Dinas Kominfo di daerah untuk berkomitmen dan mendukung penyebaran berita-berita positif.
Kampanye #ViralkanKabarBaik merupakan salah satu rangkaian agenda kegiatan Indonesian City Government PR Summit. Selain itu, ada pula plenary session yang menghadirkan para pakar.
Diantaranya bidang komunikasi dan City Branding, seperti Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Adita Irawati, serta Direktur Tata Kelola dan Kemitraan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Selamatta Sembiring.
Selain itu juga hadir, Associate Industry Head Government Public Services of Markplus Inc. Setyo Riyanto, dan Direktur London School of Public Relations Jakarta Prita Kemal Gani.
Agenda lain yang dibahas pada acara yang juga dihadiri oleh Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Kabupaten Banjar, HM Farid Soufian beserta Kasi Pengelolaan Media Informasi dan Komunikasi Publik, M, Hamdani tersebut, yakni pentingnya city branding bagi setiap daerah untuk mencitrakan daerah di mata dunia.
Ketua Panitia Indonesian City Government PR Summit Evi S Saleha menjelaskan, meluasnya tren globalisasi maka daerah saling bersaing di berbagai sektor. Daerah membutuhkan brand yg kuat menjadi ciri daerah tersebut.
“City branding sangat bermanfaat, untuk mempopulerkan kota dan daerah, meningkatkan investasi dan mempopulerkan kota di mata dunia,” jelasnya.
Sekretaris Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara, Dwi Wahyu Atmadji menjelaskan, pencitraan sebuah daerah mesti sesuai dengan karakteristik daerah tersebut. Jika tidak tepat maka akan gagal.
“Mencitrakan atau membranding sebuah kota merupakan seni bagaimana mengenalkan daerah tersebut pada daerah lain. Untuk itulah perlu pertimbangan ciri yang khas dan sesuai dengan masyarakatnya.”
Sedangkan Gubernur Ridwan Kamil mengatakan, bahwa untuk menbranding sebuah daerah, mesti memahami siapa kita. “Dengan mengetahui siapa diri kita, maka kita akan mudah untuk mencitrakan diri di mata dunia,” tandas gubernur yang aktif di media sosial ini.(SAIRI)