1. Home
  2. »
  3. Banjar
  4. »
  5. Setelah Ispa, DBD Jadi Ancaman di Pancaroba

Setelah Ispa, DBD Jadi Ancaman di Pancaroba

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Print
Reddit

Headline9.com, MARTAPURA – Memasuki  pancaroba, dari kemarau ke penghujan berbagai penyakit akan menyerang masyarakat, salah satunya adalah Demam Ber-Darah (DBD).

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Banjar, drg. Yasna Khairina saat kegiatan di Desa Murung Kenanga beberapa saat lalu menjelaskan, dalam perpindahan musim ini penyakit DBD yang akan sering terjadi.

“Untuk saat ini adalah penyakit ispa (infeksi saluran pernafasan, red) dan jika memasuki musim penghujan ini adalah demam berdarah,” jelasnya kepada Headline9.com.

Penyakit demam berdarah tersebut disebabkan  virus Dengue dan ditularkan lewat nyamuk Aedes aegypti. DBD biasanya sering terjadi pada daerah tropis dan subtropis seperti Kabupaten Banjar.

Gejala penyakit DBD diawali oleh ruam, demam, serta nyeri pada otot dan persendian. Untuk kasus yang lebih parah DBD terjadi pendarahan hebat dan syok yang dapat membahayakan nyawa.

Dikutif dari web Kementrian Kesehatan Direktorat Jendal Pelayanan Kesehatan, gejala atau tanda untuk identifikasi cepat Infeksi dengue dapat menyebabkan infeksi tanpa gejala atau gejala, dengan sekitar 20 persen menyebabkan gejala. Secara umum DF adalah penyakit demam sendiri, yang muncul 3-10 hari setelah nyamuk yang terinfeksi menggigit seseorang.

BACA JUGA :  Pemkab Banjar Terus Sosialisasikan Makan Ikan

Fase awal demam:

Tahap awal infeksi dengue atau DBD dapat digambarkan sebagai penyakit “mirip flu” ringan dengan gejala yang mirip dengan malaria, influenza, chikungunya dan Zika. Penyakit ini ditandai dengan: nyeri retro-orbital, demam, sakit kepala hebat, nyeri sendi dan otot yang intens. nyeri, dan mual.

Selain itu, infeksi  DBD juga ditandai dengan timbulnya demam berat yang cepat, berlangsung dari 2 sampai 7 hari. Pada saat ini, dengue dapat dibedakan dari penyakit serupa lainnya dengan menggunakan tes tourniquet.69,70 Sebagian besar pasien DENV dapat untuk pulih sepenuhnya setelah periode demam tanpa memasuki fase kritis penyakit.

Fase kritis:

Menunjukkan tanda-tanda peringatan, termasuk sakit perut yang parah, muntah terus-menerus, perubahan suhu yang nyata, manifestasi hemoragik, atau perubahan status mental. Umumnya, pasien menjadi lebih buruk karena suhu mereka mencapai 37,5-38 derajat celsius setelah penurunan drastis jumlah trombosit menyebabkan kebocoran plasma dan syok dan/atau akumulasi cairan dengan gangguan pernapasan; perdarahan kritis, dan kerusakan organ. Tanda-tanda peringatan hampir selalu terlihat pada pasien sebelum onset syok termasuk kegelisahan, kulit dingin lembab, nadi cepat lemah, dan penyempitan tekanan nadi. Pasien yang mengalami syok kemungkinan besar kehilangan volume plasma yang besar. melalui kebocoran pembuluh darah. Pasien DSS harus dipantau secara ketat, karena syok hipotensi dapat dengan cepat berubah menjadi gagal jantung dan henti jantung.

BACA JUGA :  Jalan Nasional Putus, Alternatifnya Gunakan Jalan Houling

Demam berdarah dapat menyebabkan manifestasi penyakit yang lebih parah seperti perdarahan dan kebocoran pembuluh darah. Selama presentasi penyakit yang parah, pasien dapat datang dengan efusi pleura, perdarahan, trombositopenia dengan <100.000 trombosit/mL, peningkatan kadar hematokrit, kegelisahan, sakit perut, muntah, dan penurunan suhu secara tiba-tiba.

Mitigasi Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar untuk kasus DBD tersebut adalah melakukan sosialisasi kepada masyarakat melalui Puskesmas degan melakukan 3M (menguras, menutup dan mendaur).

“Jadi sebelum musim penghujan ini kita akan melakukan sosialisasi ini, agar nyamuk DBD tidak bisa berkembang biak. Makanya jangan beternak nyamuk,” pungkasnya.

Reporter: Mada Al Madani

Editor: Nasrullah

Baca Juga