Search
Close this search box.
  1. Home
  2. »
  3. Banjar
  4. »
  5. Jelang Ramadan 1445 H, Sejumlah Bapokting di Kabupaten Banjar Rata-rata…

Jelang Ramadan 1445 H, Sejumlah Bapokting di Kabupaten Banjar Rata-rata Mulai Naik

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Print
Reddit
Suasana pembeli di pasar swalayan di Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar, menjelang Ramadan. (foto: Istimewa)

Headline9.com, MARTAPURA – Sejumlah bahan pokok penting (Bapokting) menjelang Ramadan 1445 Hijriah, tahun 2024 di Kabupaten Banjar, rata-rata serba naik. Mulai harga telur, minyak goreng, sampai gula pasir yang mulai sulit didapatkan alias langka.

Ini terlihat jelas di pasar swalayan yang berada di Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar, berbagai bapokting mulai menunjukkan adanya pergeseran harga (naik). Minyak goreng saja, semula seharga Rp16.000 per liter kini mulai bergerak dikisaran Rp18.500 – Rp20.500 per liter untuk jenis kemasan. Sedangkan, kemasan 2 liter sudah berada dikisaran Rp39.000.

Pun demikian, Gula pasir juga ikut-ikutan naik bahkan agak sedikit sulit didapatkan. Sebelumnya harga eceran tertinggi (HET) secara nasional hanya dikenakan Rp13.500. Seiring berjalannya waktu, naik lagi menjadi Rp17.000 per kilogram (kg). Di eceran, gula pasir dihargai Rp18.000 per kg.

Telur ayam ras juga sama, dari pantauan perwarta, Kamis (23/2/2024) malam, masih di kawasan pasar swalayan Gambut. Di mana, 1 rak yang berisikan 30 butir harganya sudah menyentuh Rp85.000. Padahal, sebelum memasuki Ramadan hanya berkisar Rp60.000 – Rp65.000.

“Biasanya 1 rak hanya sekitar Rp60.000, tapi ini naik. Saya beli tadi kaget harganya Rp85.000,” ungkap pembeli di pasar swalayan.

Fakta melonjaknya harga telur ayam ras di pasar swalayan adalah tingginya permintaan, namun sebaliknya keterlambatan pendistribusiannya menjadi alasan. Imbasnya, stok bahan pokok (bapok) ini terus menipis.

BACA JUGA :  Saidi Mansyur Bantu Warganya Yang Tertimpa Musibah Angin Puting Beilung.

“Makanya berdampak pada harga semula,” kata seorang kasir di pasar swalayan tersebut yang tak mau disebutkan namanya.

Tak sampai disitu, selain gula pasir ternyata kelangkaan minyak goreng juga terjadi ditingkat pedagang eceran. Ami Fauzi salah satunya, sampai sekarang ia hanya menjajakan minyak goreng kemasan merek MinyaKita. Sedangkan, kemasan jenis premium sudah sepekan ini kosong.

“Jadi, yang dijual saat ini ya MinyaKita saja. Selain barang ada, harganya pun masih terjangkau,” katanya.

Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, dan Perdagangan (DKUMPP) Kabupaten Banjar, Kencana Wati, membenarkan, memang ada beberapa bahan pokok yang mengalami kenaikan. “Minyak goreng, beras, dan informasi terakhir saya dapatkan telur ayam ras juga ikut mengalami kenaikan,” bebernya.

Disisi lain, dirinya mengatakan, untuk telur sendiri pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Banjar untuk menelusuri penyebab naiknya harga tersebut yang secara tiba-tiba bisa berada diatas harga normal.

“Kemarin kami sudah bersurat untuk berkolaborasi dalam menstabilkan harga telur ini, apa permasalahannya. Nah, disitu peran Distan akan melacak ke hulunya,”ucapnya.

BACA JUGA :  PD Baramarta Pamerkan Miniatur Lokasi Tambang dan Produk Kemitraan

Sebagai langkah antisipasi agar lonjakan harga tak semakin tinggi lagi, ia bersama tim satgas pangan kembali menggelar operasi pasar murah.

“Kami bekerjasama dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan serta PKK untuk menjaga stabilitas harga,” pungkas Kencana Wati.

Data yang dirilis DKUMPP Kabupaten Banjar, Sabtu (24/2/2024) siang, harga beras jenis Siam Rp11.000, Unus/Mayang/Mutiara Rp18.000 per liter, Karan Dukuh Rp16.000 per liter, Rukut/Kupang/Adil Rp13.000 per liter. Sementara, gula pasir Rp17.000 per kg, Bawang Merah yang sebelumnya seharga Rp38.000 per kg kini bergeser menjadi Rp40.000 per kg, Bawang Putih juga demikian sebelumnya dikisaran Rp35.000 per kg sekarang sudah berada Rp38.000 per kg.

Minyak gorent kemasan sederhana masih stagnan dikisaran Rp17.000. Sementara, telur ayam ras sebelumnya sempat diangka Rp27.000 dan sekarang naik jadi Rp28.000.

Komoditas yang mengalami penurunan saat ini adalah Cabai Tiung. Yang mana, sebelumnya seharga Rp50.000 – Rp60.000 per kg sekarang berada dikisaran Rp40.000. Disusul cabai lokal/Taji seharga Rp40.000 semula harganya Rp45.000 – Rp50.000 per kilogram (kg). Harga yang masih dipegang kuat per kilogramnya hingga sekarang adalah cabai rawit, komoditas ini masih dikisaran Rp70.000.

Reporter : Riswan Surya | Editor : Nasrullah

Baca Juga