Search
Close this search box.
  1. Home
  2. »
  3. Banjar
  4. »
  5. Pedagang Pasar Kindai Limpuar Gambut Keluhkan Tarif Lapak dan Retribusi…

Pedagang Pasar Kindai Limpuar Gambut Keluhkan Tarif Lapak dan Retribusi Keamanan yang Sering Berubah-ubah

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Print
Reddit

Headline9.com, MARTAPURA -Sejumlah pedagang di Pasar Kindai Limpuar, Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar, mengeluhkan penarikan iuran keamanan yang acap kali berubah-ubah. Ditambah, karcis retribusi pasar yang dikenakan kepada mereka (pedagang) di lokasi tersebut juga lebih dari satu item.

Idang selaku pedagang, mengaku, penarikan iuran keamanan yang berubah-ubah itu diduga sengaja dinaikan petugas. Sebelumnya, per bulan hanya dipungut sebesar Rp30.000 secara mendadak menjadi Rp60.000. Yang mana, pedagang cukup terkejut dengan adanya tarif baru tersebut karena tak setiap hari mereka melakukan aktivitas berdagang.

“Iya, saya tadi baru bayar tiba-tiba tarifnya Rp60.000. Saya minta jangan seenaknya menaikan tanpa adanya pemberitahuan. Karena, kami tidak setiap hari juga berdagang di sini,” ujarnya, Rabu (27/3/2024).

BACA JUGA :  21 Desa di Kabupaten Banjar Krisis Air Bersih

Terkait retrubusi lapak dagangan yang dikenakan kepada mereka setiap berdagang, karcisnya didapatkan bervariasi. Mulai pengenaan tarif jasa pelayanan fasilitas kebersihan sebesar Rp2.000, jasa pelayanan fasilitas tempat usaha lainnya (Jasa Space PTT) Rp1.000, jasa pelayanan fasilitas pasar pedagang pasar tidak tetap alias PKL Rp2.000, dan jasa pelayanan fasilitas ketertiban Rp1.000. Apabila ditotalkan menjadi Rp6.000 untuk satu lapak.

“Kami menerima seharinya ada sekitar 8 karcis jadi kalau dihitung jadi Rp10.000. Biasanya cuman Rp1.000 sekarang malah naik jadi Rp2.000,” katanya.

Tapi, apabila lapak dagangan mereka mengalami kerusakan, maka tanggungjawab dibebankan kepada para pedagang setempat. “Itu kami yang perbaiki sendiri. Padahal, kami bayar sesuai karcis yang dikenakan. Ditambah, anggaran untuk perbaikan atap tempat kami berjualan sempat menggunakan uang pribadi sebagai talangan,” katanya.

BACA JUGA :  Turnamen Sepakbola Desa Batu Balian Cup 2022

Senada juga dialami pedagang lain, Via. Ia mengaku baru kemarin membayar tarif sebesar Rp30.000. Tiba-tiba, sekarang menjadi Rp60.000 alias naik dua kali lipat dari iuaran keamanan sebelumnya.

“Iya, harga jaga malam (keamanan) sekarang Rp60.000. Tak ada pemberitahuan sebelumnya, kami sebenarnya tak keberatan kalau pendapatannya sesuai dengan pemasukan,” paparnya.

Selain itu, ia membeberkan, iuran lain yang harus dibayarkan mereka selain lapak dagangan, tarif listrik juga dikenakan ke pedagang. Belum lagi iuaran kebersihan yang kini menjadi tangungan mereka.

“Perbulannya bayar listrik Rp15.000. Ini lapak ada yang Rp20.000 dan ada pula Rp16.000 hitungan retribusinya kita tak paham,” pungkasnya.

Reporter : Riswan Surya | Editor : Nashrullah

Baca Juga