Headline9.com, MARTAPURA – Jasad dua pemancing ikan, di aliran Sungai Riam Kanan, Desa Bunglai, Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar, akhirnya ditemukan setelah tim SAR gabungan melakukan pencarian selama berjam-jam, sejak Sabtu (13/4/2024) malam hingga Minggu (14/4/2024) dini hari.
Keduanya meregang nyawa diduga setelah tersambar petir dan tenggelam ke dalam air. Mereka diketemukan diwaktu yang berbeda. Mamat (70), warga Kompleks Kelapa Gading, Kelurahan Sungai Besar, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Banjarbaru ini ditemukan pada pukul 01.35 Wita pada Minggu dini hari. Sedangkan, Sholihin (50) merupakan warga Kompleks Angkasa Sidomulyo Permai, Landasan Ulin Timur, Kecamatan Landasan Ulin, Banjarbaru, berhasil dievakuasi tim SAR pada pukul 23.50 Wita, Sabtu malam.
Dari keterangan arapat kepolisian, kedua korban yang dinyatakan meninggal dunia ini juga mengalami luka akibat kejadian nahas tersebut. Sementara, dua korban di antaranya Raffi Saputra, warga Sidomulyo Raya, Kelurahan Landasan Ulin Timur, Kecamatan Landasan Ulin, Kota Banjarbaru, dan Heri, warga Banyiur Luar, Kecamatan Banjarmasin Barat, Kota Banjarmasin, berhasil selamat dan sudah dilarikan ke RSD Idaman Banjarbaru untuk mendapatkan perawatan.
Awal kejadian ini, Raffi Saputra alias Putra dan empat orang lainnya yakni Andi Perdana, Heri, Mamat, dan Sholihin, yang tiba pada pukul 08.00 Wita, di desa Bunglai, Aranio. Pukul 09.00 Wita mereka bertemu dengan Yadi Setiawan sebagai motoris klotok. Kemudian, sekitar 15 menit perjalanan akhirnya sampai dititik yang dituju yakni Pilak II sebagai lokasi tempat strategis memancing mereka.
Sekitar pukul 15.00 Wita, terdengar suara petir pertama, Sholihin yang merupakan orang tua Mamat menasehatinya agar melepas joran pancing dan kala itu mengikuti perkataan sang ayah. Sekitar 5 menit, keduanya kembali memancing ikan. Sedangkan,Heri dan Putra pada saat itu tak ikut memancing.
Selang beberapa lama, terdengar lagi suara petir dan mendapati Heri sudah ada didalam air. Melihat itu, Andi yang merupakan sepupu Putra itu langsung menariknya ke atas lanting dan diberikan pertolongan pertama hingga berhasil diselamatkan. Insiden ini juga berimbas kepada Putra yang mengalami luka robek pada bagian paha kanan dan leher sebelah kanan. Nahasnya lagi, Mamat dan Sholihin tak terlihat batang hidungnya yang diduga sudah tenggelam akibat terkena sambaran petir. Mengakibatkan, keduanya juga tak diketemukan pasca kejadian itu.
Mengetahui insiden ini, aparat kepolisian setempat langsung terjun ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) untuk melakukan berbagai tindakan, termasuk berkoordinasi dengan tim SAR lainnya, di antaranya BPBD, DPKP, BASARNAS, dan tokoh masyarakat sekitar. Melakukan pencarian, mencatat identitas korban dan saksi, serta membuat laporan polisi. Selanjutnya, memasang tanda ‘police line’ di TKP.
Kapolsek Aranio, Ipda Cucu Ariawan Supriyatin, mengungkapkan, pada saat di lokasi kejadian dan umumnya di Kecamatan Aranio sedang diguyur hujan lebat disertai angin hingga petir.
“Mereka tak menyadari bahwa situasi alam yang ekstrem berakibat pada diri korban itu sendiri,” ungkapnya kepada awak media.
Dirinya juga mengingat, agar pentingnya waspada terhadap kondisi alam saat melakukan kegiatan di luar ruangan.”Peristiwa ini terjadi ditengah cuaca ekstrem dengan hujan lebat, angin, petir yang memicu terjadinya tragedi tersebut,” tukasnya.
Atas insiden tak terduga itu, polisi menemukan barang bukti (barbuk) berupa serok 4 buah, ember berwarna putih 1 buah, handpone, uang tunai, SIM C milik Sholihin, STNK, air mineral, kopi kemasan, 1 lembar baju kaus, dan tas punggung sebanyak 2 buah.
Reporter : Riswan Surya | Editor : Nashrullah