Headline9.com, RANTAU – Gerakan pencegahan perkawinan anak kembali digaungkan di Kabupaten Tapin. Ketua Tim Penggerak PKK Tapin, Hj Faridah Yamani, turun langsung ke sekolah dalam kegiatan Safari Pendidikan bertajuk Kampanye Pencegahan Perkawinan Anak untuk Menurunkan Stunting, yang digelar di halaman SMA Negeri 1 Rantau, Senin (6/10/2025).
Kegiatan ini diikuti ratusan siswa dengan penuh antusias. Hadir pula Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kepala Dinas Pendidikan, para guru, serta jajaran TP PKK Tapin.
Dalam sambutannya, Hj Faridah menegaskan pentingnya menjaga masa depan generasi muda dengan menjauhi pergaulan bebas dan menunda perkawinan di usia anak.
“Anak-anak ibu yang ibu cintai, jagalah nama baik kalian. Jadilah generasi muda yang membanggakan keluarga, sekolah, dan bangsa. Hindari pergaulan bebas, termasuk perkawinan anak yang hanya bisa merusak masa depan,” pesan Hj Faridah.
Ia menyebutkan, angka perkawinan anak di Indonesia masih tergolong tinggi. Indonesia menempati peringkat kedua di ASEAN dan ketujuh di dunia. Sementara itu, di Kalimantan Selatan, Kabupaten Tapin berada di urutan keempat tertinggi dari 13 kabupaten/kota.
Menurut Hj Faridah, perkawinan anak memiliki dampak luas, mulai dari putus sekolah, gangguan kesehatan reproduksi, risiko stunting, hingga meningkatnya potensi kekerasan dalam rumah tangga.
“Anak yang menikah terlalu muda belum siap secara fisik maupun mental. Akibatnya, mereka berisiko melahirkan anak dengan gizi buruk dan tumbuh tidak optimal,” ujarnya.
Ia juga berpesan agar para pelajar memanfaatkan waktu muda dengan sebaik-baiknya.
“Waktu itu ibarat pedang yang tajam. Jika disia-siakan, maka pedang itu akan melukai kalian sendiri. Belajarlah sungguh-sungguh dan tunda perkawinan sampai benar-benar siap,” katanya.
Kegiatan Safari Pendidikan ini merupakan hasil kolaborasi TP PKK Tapin bersama Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) serta Dinas Pendidikan. Program ini menjadi bagian dari upaya pemerintah daerah dalam membangun kesadaran generasi muda tentang pentingnya pendidikan, kesehatan reproduksi, dan perencanaan masa depan.
Hj Faridah berharap para pelajar mampu menjadi agen perubahan di lingkungannya masing-masing untuk menekan angka perkawinan anak di Tapin.
“Masa depan kalian ada di tangan kalian sendiri. Mari mulai dari diri kita untuk masa depan yang lebih baik,” tutupnya.