HEADLINE9.COM.BANJARBARU – Seperti tahun-tahun sebelumnya, Museum Lambung Mangkurat tahun ini kembali menggelar Baayun Maulid untuk merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW . yang dibuka oleh Wakil Walikota Jaya Darmawan Setiawan, didampingi juga oleh Assisten III Pemrov Kalsel Heriansyah juga Kepala Museum Lambung Mangkurat yang dilaksanakan pada Kamis (14/10/2019) Baayun Maulid digelar di halaman Museum Lambung Mangkurat.
Koordinator fungsional, pamong bufaya ahli madya Museum Lambung Mangkurat Dwi P Sulaksono mengatakan, bahwa perayaan baayun maulid ini adalah tradisi masyarakat Banjar .
“Kegiatan baayun maulid, memperingati maulid, bagian yang perlu kita lakukan, diantaranya ini beayun maulid ini merupakan tugas muslim untuk melestarikan tradisi budaya Kalsel,”Ujar Dwi p. Sulaksono .
Ia menambahkan, setiap tahun ini di museum Lambubg Mangkurat beberapa kali melakukan itu, tradisi ini sejak abad ke 17 di banua Halat, jumlah pesertanya ia menyebut tahun ini tidak seperti tahun lalu, Sekarang hanya 146 orang .
“Peserta 58 laki-laki dan 88 perempuan,Tahun ini peserta tertua berusia 80 tahun dan bayi berusia 21 hari peserta termuda ” ucapnya.
Ketua Panitia Baayun Maulid 2019 Slamaet riyadi mengatakan, untuk peserta yang mendaftar itu di khususkan untuk bayi karena dasar cerminan pasrah dan merendah.
“Iya untuk Baayun Maulid di Museum Lambung Mangkurat waktu yang lewat di utamakan anak-anak karena salah satu satu cerminan sikap pasrah ada pada bayi,” Jelasnya.
Kemudian ia menambahkan setelah berkembangnya Zaman, sekarang baayun maulid ini di ikuti peserta dewasa, Banyak orang melakukan nazar jika harapan terpenuhi akan melakukan Baayun Maulid di museum Lambung Mangkurat, Dan untuk di museum sendiri mayoritas anak anak, Bahkan tahun dulu ada dari jawa dan batak.
Salah satu orang tua peserta Baayun Maulid yang berasal dari Kapuas Kalimantah Tengah (Kalteng), saat ditemui Headline9.com menjelaskan, alasan kedatangan ke Museum Lambung Mangkurat Hanya ingin merasakan bagaimana Tradisi Baayun Maulid di Kalsel.
“Datang bersama keluarga, ingin tau seperti apa sih acara Baayun Maulid dan ingin tau seberapa rame acara ini, sekalian bersosialisasi dengan orang yang bukan berasal dari Kalteng,” Ujar Mulyono
Tujuan lain ia mengikuti Baayun Maulid semacam study banding dan jalan-jalan ke Kalsel, Ia juga menolak untuk kehadiran nya pada acara Baayun maulid dikaitkan pada hal mitos atau sejenisnya.
“Kami hanya ingin merayakan maulid, Untuk kepercayaaan mengikuti Baayun Maulid terhadap mitos-mitos terdahalu itu tidak sih yaa,”Tutupnya.
Penulis Putri.