HEADLINE9.COM, BANJARBARU – Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Banjarbaru terus menjadi permasalahan yang mengkhawatirkan berbagai pihak, terutama saat musim hujan adalah masa nyamuk Aeses Aegepty berkembang dengan baik.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru, pada 2018 terhimpun 269 kasus DBD dan 2019 kemarin terdapat 355 kasus, terhitung awal Januari 2020 hingga kini belum ada menerima laporan kasus DBD.
“Semoga saja tidak ada kasus DBD untuk tahun ini (2020) walau mungkin kemungkinan kecil pasti ada,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Banjarbaru Rizana Mirza, saat ditemui di kantor.
Mirza, mengingatkan kembali kepada masyarakat Kota Banjarbaru agar selalu menjaga kebersihan di lingkungan tempat tinggalnya.
“Selama musim penghujan ini, jangan sampai ada genangan air yang bisa menjadi wadah bersarang nyamuk,” Imbuhnya.
Untuk itu, masyarakat Kota Banjarbaru harus aktif melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui gerakan 3M Plus yakni menutup, menguras, dan mengubur. Hal itu untuk memberantas perkembangbiakan nyamuk penyakit demam berdarah.
Untuk tindakan fogging (pengasapan) pada nyamuk pembawa virus DBD adalah salah bentuk pencegahan penularan dan penyebaran DBD tapi dapat berdampak pada kesehatan pernapasan.
“Perlu diketahui, melakukan PSN 3M plus secara rutin lebih efektif daripada fogging,” jelasnya.
Ia menjelaskan untuk kesehatan butuh kesadaran pada tiap-tiap individu, Kesehatan dan perilaku hidup bersih seperti apa yang diterapkan pada kehidupan sehari-hari.