HEADLINE9.COM, MARTAPURA – Muhammad Khairullah (8) warga Desa Melayu Pematang RT 06, Kecamatan Martapura Timur saat ini hanya bisa melihat teman-temannya setiap pagi pergi ke sekolah untuk belajar. Pasalnya dirinya harus menerima kenyataan karena tak bisa masuk sekolah karena keterbatasan biaya orang tuanya.
Meski keinginan Anak ke-2 dari pasangan Syamsuri dan Saliah itu selalu meminta untuk di sekolahkan kepada orang tuanya. “belum sekolah, terkendala biaya untuk membeli perlengkapan sekolah dan alat tulis kami tidak ada uangnya,”ujar Ayah dari Khairullah yang bernama Syamsuri.
Syamsuri juga menceritakan, dirinya sangat sedih ketika anaknya meminta untuk dimasukan sekolah, meski keinginannya untuk menyekolahkan anaknya itu sangatlah besar, namun apa daya dirinya yang hanya pekerja serabutan tak mampu untuk membiayai anaknya itu untuk sekolah.
“Kalau malam itu Khairullah ini sering minta masukan sekolah, dan terkadang saya sedih liat dia coret-coret buku di rumah sendiri, dia meniru jadi anak sekolah yang tengah belajar, ”katanya.
Diakui Syamsuri, dirinya yang hidup serba kekurangan tidak mendapat bantuan apapun dari pemerintah, seperti BPJS, KIS, dan PKH. Syamsuri sendiri memiliki tiga orang anak, namun anak pertama telah meninggal dunia. Selain memikul beban tidak bisanya menyekolahkan anak keduanya, dirinya juga dipaksa untuk sabar dengan kondisi anak bungsunya yang bernama Mawadah (8 bulan) yang dari lahir mengalami bibir sumbing. “Saya pasrah dan tawakal, namun besar harapan saya agar pemerintah dapat membantu keluarga saya, ”harapnya.
Sementara Kepala Desa Melayu Pematang Asnan saat dikonfirmasi pada Sabtu (24/11) siang mengatakan, pihaknya akan berupaya membantu Syamsuri untuk menyekolahkan anaknya pada tahun depan.
”Kita akan anggarkan melalui dana desa. Atau dengan dana yang lain pokoknya jangan sampai ada warga saya yang tidak sekolah, ”ucapnya.(sairi)