HEADLINE9.COM, MARTAPURAÂ – Ruang VIP Intan Rumah Sakit Ratu Zaelecha Martapura, Sabtu (2/2) malam jadi saksi bisu seorang ulama menghebuskan nasfar terakhir. Didampingi keluarga tercinta, antara magrib dan isya H Abdul Kholik berpulang ke pangkuan-Nya.
Kabar wafatnya Guru H Abdul Kholik, seperti kilat masyhur. Kabarnya, langitpun mendung, sedih berduka hujan gerimis nangis padanya. Kesedihan tak hanya datang dari para keluarga, murid, dan masyarakat Martapura yang sangat mencintai ulama berusia 60 tahun itu.
Dua Mahkota Sekumpul Bertakziah ke Rumah Duka Guru Kholik Pesayangan
Sejak ahad pagi langit yang biasa sangat terik, kini terlihat mendung. Ini jadi tanda alam ikut berduka cita atas wafatnya ulama yang memiliki suara merdu.
Semasa hidupnya, Guru H Abdul Kholik dikenal ramah, murah senyum. Bicaranya juga pelan dan berhati-hati. Itu terlihat ketika Guru Khalil memberikan pelajaran tajwid kepada ratusan muridnya di Pondok Pesantren Darussalam Martapura.
Amanah menjadi guru Darussalam adalah keseharian yang terus dijalaninya sampai akhir hayat. Pria yang akrab disapa Guru Kholik itu juga bertugas sebagai muazin di Musala Ar Raudah Sekumpul Martapura.
Bagi masyarakat yang sering mengikuti acara maulid di Sekumpul tentu tidak asing lagi dengan suara merdu ulama kebanggaan kota Martapura. tugas di Sekumpul itu tetap diemban beliau sepeninggal Abah Guru Sekumpul, Syekh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani. Guru H Abdul Kholik tetap dipercaya membacaka ayat suci Alquran sebelum Maulid Al Habsy disenandungkan. Beliau rutin membaca surat Yunus, ayat 62-64. Ayat itu adalah penanda bahwa maulid segera dimulai.
Namun, kini semuanya tak bisa lagi mendengar suara merdu itu, karena tepat saat azan asar pada Ahad (03/02) petang jenazah almarhum akan dikebumikan di tempat pemakaman keluarga di jalan Berlian samping musala Datu Panjang Pasayangan.(muhammad sairi)