Headline9.com, BATULICIN – Corporate Social Responsibility (CSR) Pama Aria bersama dengan Tim Community Development Arutmin Tambang Satui dan Dewan Guru TK dan PAUD melakukan pelatihan pengenalan dan penanganan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang bertempat di Satui Community Center (SCC) Jalan Provinsi A Yani Desa Sungai Cuka Kecamatan Satui. Selasa (19/10/2023).
Pelatihan tersebut dilaksanakan dengan tujuan agar para guru-guru mampu untuk mengidentifikasi siswa yang tergolong ABK.
Menurut Faris selaku CSR Officer PT. Pama Distrik Aria, Pengenalan dan penanganan ABK merupakan layanan pendidikan ABK, lazim juga disebut pendidikan luar biasa, ataupun special education anak berkebutuhan khusus adalah anak yang dalam pendidikan memerlukan pelayanan yang spesifik, berbeda dengan anak pada umumnya.
Anak berkebutuhan khusus lanjutnya, adalah anak yang memiliki keterbatasan atau keluarbiasaan, baik fisik, mental, intelektual, sosial maupun emosional yang berpengaruh secara signifikan dalam proses pertumbuhan atau perkembangannya, dibandingkan dengan anak-anak lain yang seusia.
Salah satu hal yang spesifik bahwa perkembangan keperibadian anak, bakat khusus, serta kemampuan mental dan fisik perlu mendapatkan perhatian dan pelayanan yang maksimal agar potensi anak berkembang secara optimal (Fullest potentional), dan juga hak-hak bagi anak yang memiliki keterbatasan perlu mendapat pelayanan secara optimal sesuai dengan kebutuhan anak.
“Pengenalan dan penanganan ABK yang dihadiri 30 orang guru TK dan PAUD se-Kecamatan Satui, selain itu guru-guru tersebut merupakan ujung tombak dari sasaran kunci yang harus difasilitasi dengan bidang ilmu yang seimbang dan kompeten, melalui pembekalan yang ada,” Ujar Faris.
Harapanya dapat melakukan penanganan ABK yang meliputi aspek, belajar, bermain, dan menikmati hidup tanpa ada sekat yang membatasi dan mencapai kebahagiaan lahir dan bathin yang bermanfaat untuk masa depan setiap anak, serta memberikan kesempatan kepada semua anak untuk menikmati hidup yang seharusnya.
“ABK juga memiliki hak untuk mengejar kebahagiaanya sendiri, kesadaran inilah yang mendorong adanya gerakan untuk menuntut kesamaan hak terhadap orang-orang berkebutuhan khusus,” pungkasnya.
Momentum pengenalan dan pengarahan orientasi dini pada ABK merupakan kegiatan yang sangat membantu guru dalam melakukan identifikasi dan observasi ABK dengan berbagai karakteristiknya terutama yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, dan sosial.
Hambatan dalam perkembangan, pembelajaran, serta cara penanganan yang tepat tanpa menurunkan semangat belajar dan berkembang si ABK tersebut.
“Pelatihan dan pembekalan ini, di pandu langsung oleh praktisi yang berkompeten dan berpengalaman selama kurang lebih 20 tahun menangani ABK,” Tutup Faris.