Headline9.com, MARTAPURA – Ruang Terbuka Hijau (RTH) Ratu Zalecha Martapura, di Jalan Sukaramai, Murung Keraton, Kabupaten Banjar, sudah dipastikan menjadi pusat perburuan jajanan kuliner berbuka puasa. Berbagai konsep pun terus dimantapkan agar penyelenggaraan pasar Ramadan berjalan lancar.
Kabid Kebudayaan Disbudporapar Kabupaten Banjar, M Syahid, mengatakan, untuk memantapkan pelaksanaan pasar Ramadan tahun ini, sejumlah stakeholder dari berbagai instasi baik pemerintah daerah (pemda) dan vertikal turut andil dalam berkolaborasi.
Tujuannya, tak lain hanya untuk ikut serta meramaikan jalannya kegiatan pasar wadai (kue) tersebut. Bahkan, agar pelaksanaan itu berjalan sukses kerjasama pun tentu menjadi skala prioritas utama.
“Kami menggandeng beberapa instansi di antaranya Dishub, Satpol PP, Dinkes, DKUMPP, Perumda Pasar, Polres Banjar, DPRKPLH, Prokopim, Bagian Umum, Kodim 1006/Banjar, nanang galuh, serta melibatkan pedagang untuk menyukseskan rangkaian pasar Ramadan ini yang total keseluruhan ada 10 instansi terlibat,” ujarnya, kepada awak media, Jumat (8/3/2024).
Untuk memantapkan event ini, ucap Syahid, sudah menggelar technical meeting (TM) sebanyak dua kali. “Pertama bertemu dengan pedagang pasar wadai, kita membicarakan beberapa hal yang baru termasuk pengambilan nomor undian untuk penempatan stand,” ungkap dia.
“Termasuk nanti mereka juga berkewajiban menangani sampah meskipun tak ada aktivitas makan dan minum. Makanya, TM pertama itu diundi dari sana jelas ini berkaitan siapa yang menempati posisi standnya, namanya siapa. Kemudian, mereka dapat meja ukuran berapa,” ujarnya lagi.
Bazar takjil dan makanan yang hanya dijumpai satu tahun sekali di bulan puasa tersebut, juga turut menghadirkan produk non kuliner edisi Ramadan. Di mana, dari 80 stand yang disediakan, bakal memperlihatkan kerajinan khas dari paguyuban (perkumpulan) yang dibina masing-masing SKPD dilingkup Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banjar.
Disbudporapar Kabupaten Banjar juga menyediakan tanda pengenal (id card) agar memudahkan akses para pedagang yang menjajakan kuliner berbuka puasanya di lokasi RTH Ratu Zalecha Martapura.
“Fungsinya nanti supaya lebih tertib dan dilihat pun nyaman saja,” katanya. Di lokasi digelarnya acara, untuk meja dan kursi akan dieksekusi pada H-2.
“Hari Minggu atau Senin nanti kemungkinan sudah selesai berbenah termasuk menyiapkan meja dan kursi,” imbuhnya.
Persiapan lain yang diupayakan mereka adalah kantong parkir. Syahid mengungkapkan, bahwa tarif pembayaran pada fasilitas ini hanya dikenakan paling mahal Rp3.000. Selebihnya naik di atas itu tak diperkenankan alias dilarang.
“Kalau pembicaraan sudah kita singkronkan termasuk parkir. Insya Allah, untuk tarifnya masih sama ya standar lah,” bebernya.
Sangat vital, menurutnya, adalah konsep pemasangan stand yang sementara menggunakan leter U. Tujuan dilakukan itu, agar tak menutup ikon ‘Martapura’ dalam Ramadan 1445 Hijriah.
“Posisi melengkung memang. Tapi, akan kita kerucutkan lagi baru nantinya pemasangan tenda dan kemungkinan tetap leter U ya harapan kita tidak menutup tulisan Martapuranya itu, kalau misalnya dirapatkan nanti agak menutup baru nanti kita tata ulang. Kalaupun leter L ya jadikan seperti itu asal ‘Martapura’ terlihat,” paparnya.
Total keterisian stand hingga kini sudah mencapai 70 pedagang. “Kami akan memaksimalkan target 80 stand terisi semuanya,” pungkas Syahid.
Reporter : Riswan Surya | Editor : Nasrullah