Headline9.com, BARABAI– Bupati Hulu Sungai Tengah (HST) H Aulia Oktafiandi menandatangani prasasti berfungsinya ruang rawat inap PICU, NICU, dan Perinatologi Rumah Sakit H Damanhuri Barabai (RSHD), Selasa (26/3/2024) pagi.
Ruang NICU adalah unit perawatan intensif yang disediakan khusus untuk bayi baru lahir dengan kondisi kritis atau memiliki gangguan kesehatan berat.
Ruang PICU biasanya diperuntukkan bagi bayi lebih besar dan anak-anak kondisi berat atau berpotensi fatal, seperti asma, dehidrasi berat, keracunan dan lainnya.
Sedang istilah Perinatologi umumnya digunakan untuk merujuk pada fasilitas rawat inap untuk bayi baru lahir hingga usia 28 hari dengan masalah kesehatan tertentu.
Bupati HST mengatakan kehadiran fasilitas kesehatan ini diharapkan bisa meminimalisir angka kematian anak atau sebagai antisipasi jika ada kejadian yang tidak diinginkan.
“RS Damanhuri Barabai menyiapkan fasilitas kesehatan itu. Agar saat kondisi anak-anak kritis bisa betul-betul diberikan pelayanan yang maksimal,” ujarnya.
Bupati menambah, hadirnya fasilitas kesehatan untuk anak menjawab tantangan selama ini, bahwa di RS Damanhuri bisa memiliki fasilitas yang memadai. Apalagi HST memiliki jumlah penduduk cukup banyak.
“Bisa jadi kabupaten tetangga memakai fasilitas yang ada di rumah sakit. Oleh karena itu hadirnya fasilitas NICU, PICU, Perinatologi adalah jawaban dan bentuk antisipasi ketika ada kabupaten tetangga jika memerlukan,” tambahnya.
Bupati mengingatkan, hadirnya fasilitas kesehatan harus diiringi dengan adanya sumber daya manusia yang berpotensi demi memberikan pelayanan yang prima.
“Kami telah memberikan dorongan dan kuota lebih banyak untuk tenaga kesehatan dalam rekrutmen CPNS dan PPPK tahun ini sebanyak 150 orang di RSHD,” pungkasnya.
Direktur RSHD, dr Nanda Sujud Andi Yudha Utama menambahkan ruangan bayi yang baru dibangun bisa menampung 18 pasien. Sedangkan ruang intensif bayi bisa menampung 8 pasien.
“Sedangkan ruang intensif anak jika dimaksimalkan bisa menampung 8 pasien. Peralatan yang tersedia juga lengkap,” rincinya.
dr Nanda menyebut di RSHD memiliki dua orang dokter anak, sedangkan saat ini yang masih menjalankan pendidikan ada satu dokter. Biasanya RSHD juga mendapat bantuan dokter dari RS Ulin.
“Dan ada dari ULM jadi lumayan membantu pelayanan di RSHD. Kami juga membuka komunikasi dengan dokter sub spesialis anak di kabupaten tetangga atau Banjarmasin,” jelasnya.
Fasilitas ini sudah bisa dipakai langsung. Saat peninjauan ke ruangan ada beberapa pasien yang dirawat.
Untuk diketahui, dana yang dikucurkan dalam pembangunan fasilitas kesehatan ini sebanyak Rp3,7 miliar.
“Dalam prosesnya dikawal Kejaksaan, kami juga intens komunikasi dengan KPK karena ini proyek strategis kabupaten HST,” pungkasnya.
Reporter : Ahmad Farisal | Editor : Nashrullah