Headline9.com, BANJARBARU – Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Kalimantan Selatan menggelar Seminar Proposal Kajian Program Pengentasan Kemiskinan. Acara ini diselenggarakan di Aula BRIDA Kalsel, dan dihadiri Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi, Bappedalitbang/Bapperida dari seluruh kabupaten/kota se- Kalsel.
Sekretaris BRIDA Kalsel, Hadi Safitri, membuka kegiatan seminar itu. Ia menekankan urgensi pendekatan berbasis data dalam menangani persoalan kemiskinan. “Sinergi antara lembaga riset, pemerintah daerah, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan dalam mengatasi persoalan kemiskinan yang kompleks dan terus berkembang,” ujarnya, Selasa (22/4/2025) siang.
Peneliti Ahli Muda pada BRIDA Kalsel, Herry Azhar Pradana, menyampaikan temuan awal dari kajian mereka yang memanfaatkan pendekatan mix method (gabungan kualitatif dan kuantitatif), serta menggunakan analisis SWOT, LQ & Shift Share, dan Logical Framework. “Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), meski angka kemiskinan di Kalimantan Selatan berada di bawah rata-rata nasional, kelompok masyarakat yang rentan jatuh miskin justru meningkat, khususnya pascapandemi,” paparnya dalam seminar tersebut.
Fenomena lain yang mencuat, lanjut Herry, adalah penurunan jumlah kelas menengah dibandingkan tahun 2021. Penduduk menuju kelas menengah mengalami peningkatan, menciptakan tantangan baru bagi kebijakan ekonomi dan sosial.
“Nah, kajian ini berupaya mengidentifikasi karakteristik dan penyebab kemiskinan serta menilai efektivitas program yang telah berjalan,” ucapnya.
Sementara itu, Perencana Ahli Pratama dari Bappeda Provinsi Kalsel, Angga Priyadi, menyampaikan fokus kebijakan ke depan akan diarahkan pada pengurangan kemiskinan ekstrem. “Kami menekankan pentingnya intervensi berbasis data terhadap faktor utama penentu garis kemiskinan seperti akses komoditas dan layanan dasar,” benernya dalam seminar yang dihadiri Bapperida dan Bappedalitbang kabupaten/kota se- Kalimatan Selatan (Kalsel).
Senada dengan itu, Muhammad Andi Saputra dari Dinas Sosial Provinsi Kalsel menambahkan pentingnya Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) dalam mendukung ketepatan sasaran program. “Tantangan kita adalah validasi dan real-time updating data disebutnya sebagai hambatan utama yang masih harus diatasi,” ucapnya dengan harapan ada arah dan kebijakan sekaligus solusi dalam mengentaskan kemiskinan di Kalsel.