Headline9.com, MARTAPURA – Kasus dugaan keracunan pada program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menimpa 134 orang di Kabupaten Banjar, Kamis, 9 Oktober 2025 lalu, mendapat sorotan publik. Sepekan pasca insiden, Koordinator Wilayah (Korwil) Makan Bergizi Gratis (MBG) Kabupaten Banjar minta maaf, Rabu (15/10/2025).
“Saya selaku Korwil MBG Kabupaten Banjar meminta permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas kejadian kemarin. Kami akan meningkatkan lagi pengawasan agar kejadian serupa tidak terulang kembali, semoga kita juga bisa memperbaiki dan menerapkan pelaksanaannya sesuai Standart Operating Procedure (SOP) dan Petunjuk Teknis (Juknis) yang berlaku. Berharap, MBG ini bisa menjaga kualitas dan manfaat untuk orang banyak,” kata Koordinator Wilayah (Korwil) Makan Bergizi Gratis (MBG) Kabupaten Banjar, Sinta Aulia, kepada sejumlah awak media, usai digelarnya audiensi bersama Kelompok Masyarakat Pemerhati Banua (KMPB), Kapolres Banjar dan Pj Sekdakab Banjar, di Ruang Barakat I Setda Kabupaten Banjar.
Dikonfirmasi terkait hal itu, Koordinator Kelompok Masyarakat Pemerhati Banua (KMPB), Bahaudin, mengatakan, berkaitan kasus dugaan keracunan yang dialami ratusan siswa usai menyantap MBG seharusnya tak cukup permintaan maaf hanya disampaikan Korwil MBG Kabupaten Banjar saja, tetapi juga harus ada dari Badan Gizi Nasional (BGN) dan pemilik Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang beroperasi di Desa Tungkaran, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar. “Yang jelas, kami sayangkan tidak ada permohonan maaf baik dari BGN ataupun pemilik SPPG secara langsung ataupun melalui media,” ujarnya.
Dalam audiensi yang disampaikan, dirinya meminta agar aparat penegak hukum memproses kasus tersebut sesuai perundang-undangan. Termasuk, meminta legislatif ikut melakukan monitoring dan mengevaluasi total program MBG itu. “Kami juga sudah memasukan surat untuk audiensi ke DPRD Kabupaten Banjar, dan saya juga sudah mencoba menghubungi justru mereka sedang melaksanakan perjalanan dinas (perjadin). Ini kan tak menjadi prioritas mereka sebagai pengawas, artinya dengan jumlah mencapai 130 lebih harusnya menjadi perhatian mereka yang duduk sebagai wakil rakyat. Sangat disayangkan juga, harusnya ada evaluasi dan paling tidak dari legislatif ada yang mewakili memberikan sumbangsih pendapat,” ucapnya.
Insiden yang menimpa 134 orang terdiri siswa dan guru, diduga keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disediakan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Desa Tungkaran, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar, masih dalam proses penyelidikan aparat kepolisian. Untuk memperkuat adanya dugaan keracunan tersebut, Polres Banjar telah mengirim sampel makanan MBG tersebut ke Laboratorium Forensik, di Surabaya.
“Masalah keracunan kemarin, untuk hasil lab belum keluar kita tunggu satu sampai dua hari ini. Dan nanti kita koordinasikan ke Badan Gizi Nasional (BGN), intinya program MBG ini harus kita dukung dan harus kita sukseskan,” papar Kapolres Banjar, AKBP Fadli, didampingi Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Kabupaten Banjar, Ikhwansyah.
Pj Sekretaris Daerah Kabupaten Banjar, Ikhwansyah, mengungkapkan, kejadian ini bukan hanya menjadi catatan bagi daerah. Tetapi juga untuk Badan Gizi Nasional (BGN) sendiri. Meskipun MBG tetap dilanjutkan, seyogianya program mulia Presiden Prabowo Subianto itu tetap dievaluasi.
“Intinya program ini tetap berlanjut, tapi bersama-sama harus dievaluasi agar kejadian serupa tidak terulang kembali. Kejadian ini juga menjadi peringatan nasional, bukan hanya Kabupaten Banjar saja dan daerah lain juga harus berhati-hati” ungkap Ikhwansyah, yang juga mengemban jabatan sebagai Ketua Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Makan Bergizi Gratis (MBG) Kabupaten Banjar.
Reporter: Riswan | Editor: Nashrullah















