HEADLINE9.COM, BANJARBARU -Proyek pengerjaan Masjid bambu KH Abdul Qodir Hasan yang dibangun di Desa Kiram Kabupaten Banjar berjalan dengan lancar.
Konsep pembangunannya mengambil dari masjid tertua yang menjadi simbol peradaban Islam di Kalsel, yakni Masjid Sultan Suriansyah di Banjarmasin dengan ornamen bambu pertama di Kalsel.
Kepala Dinas PUPR Provinsi Kalsel, Roy Rizali Anwar melalui Kepala bidang Cipta Karya, Agung Dewanto, mengungkapkan progres proyek pengerjaan masjid bambu KH Abdul Qodir Hasan sudah rampung 100 persen.
“Masjid bambu fisik sudah selesai, untuk pembangunan proyek ini maju satu hari dari kontrak dan sekarang masuk masa pemeliharaan 60 sampai 80 hari kalender,”ungkap Agung Dewanto, Rabu (30/12/2020) siang.
Masjid Bambu KH Abdul Qodir sendiri telah dapat dipakai dan difungsikan untuk ibadah, akan tetapi masjid ini belum dibuka secara resmi.
Deputy Project Manager, Masjid Bambu Kiram Kabupaten Banjar, Agus Yudi Erwanto, mengatakan bersyukur proyek pembangunan berjalan sesuai kalender kerja.
“Kendala tidak ada yang krusial. Dari awal sampai akhir sesuai dengan schedule. Masjid ini pra konstrukrinya merupakan pipa baja dan kemudian dilapis bambu. Di masjid ini tidak perlu pakai pendingin ruangan (AC) karena sudah didesign natural alam dengan ventilasi yang sudah memadai sehingga tidak perlu AC, ” ujar Agus Yudi Erwanto.
Dijelaskan Agus Yudi Erwanto, untuk baham bambu ini didatangkan dari Sleman Jogja dan merupakan bambu pilihan yang sudah diproses agar kuat antirayap sehingga ketika dipasang dikontruksi aman.
Dijelaskan dia, pada Masjid ini dibangun dua lantai. Peruntukan lantai pertama itu untuk tempat wuduk dan toilet laki laki dan perempuan dipisahkan.
“Untuk lantai 2 tempat salat atau peribadatan yang dapat menampung 250 orang jemaah,” kata sembari menjelaskan untuk Outdoor bisa dipakai untuk pengajian dan sejenisnya.
Masjid unik yang menyedot biaya Rp11,9 Miliar itu sendiri berdiri diatas tanah hibah masyarakat seluas 7.900 meter persegi.
Masjid ini dibangun selama enam bulan yakni dengan msa kontrak 170 hari kalender. Yakni Dari Juli hingga akhir Desember 2020, dengan anggaran Rp 11,9 miliar lebih.