1. Home
  2. »
  3. Uncategorized
  4. »
  5. Ketua DPRD Banjar Terenyuh Dengan Kondisi Ngudiyo.

Ketua DPRD Banjar Terenyuh Dengan Kondisi Ngudiyo.

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Print
Reddit

HEADLINE9.COM, MARTPURA- Sengketa  persoalan lahan Pemerintah Kabupaten Banjar di Jalan Albasia, Martapura, yang berbenturan dengan warga menjadi perhatian khusus wakil rakyat setempat.

“Coba bayangkan, ada 13 jiwa dengan dua orangtua yang tidur di rumah itu. Hati pian sampai tidak?” ucap Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Banjar Muhammad Rofiqi, Senin (16/12/2019).

Diketahui kawasan Jalan Albasia saat ini sedang dibangun Instalasi Farmasi Kesehatan (IFK) dengan biaya sebesar Rp 2,6 miliar.

Ini merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar. Persoalan muncul karena di area depan lahan tersebut berdiri rumah warga milik Ngudiyo.

BACA JUGA :  Kamaruzzaman: Kita Akan Segera Panggil Kepala Disdukcapil.

Sejak 1980 silam ia menghuni di situ, lahan itu dulu ia beli senilai Rp 150 ribu. Di rumah itu saat ini dihuni 13 jiwa (istri, anak, menantu dan cucu). Ngudiyo bersedia rumahnya digusur asalkan Pemkab Banjar bijak, apakah melalui ganti rugi yang manusiawi atau tukar guling (menyediakan tempat tinggal baru).

Ia tak habis pikir ketika Pemkab Banjar cuma menawarkan Rp 5 juta, padahal harga tanah seukuran luasan lahannya di Jalan Albasia saat ini tembus Rp 1,2 miliar. Rofiqi mengaku terenyuh melihat persoalan tersebut, apalagi jika Ngudiyo dan keluarga mesti kehilangan tempat tinggal tanpa adanya kebijakan yang manusiawi.

BACA JUGA :  Dinas Sosial Tanbu Adakan Sosialisasi UBG dan PUD

Karena itu dirinya menegaskan akan membantu memberikan jalan tengah atau win win solution.

“Saya akan coba memanggil kontraktor pelaksana pembangunan IFK itu. Mereka kan dapat keuntungan, harapan saya bantu lah mereka. Lalu, pemerintah daerah juga membantu,” cetusnya.

“Awalnya kan berharap ganti rugi Rp 350 juta, begitu bahasanya. Saya bilang, bagaimana jika diganti rumah dan tanah? Dan, dijawab mau, karena bagi mereka ada tempat berteduh (rumah),” tambahnya.

 

Baca Juga