Headline9.com, BARABAI – Fenomena alam hujan es menghebohkan warga Desa Kambat dan Walatung Kecamatan Pandawan Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) Kalimantan Selatan (Kalsel), pada Minggu (22/10/2023) kemarin.
Es batu yang berjatuhan dari langit sebesar kerikil tersebut sempat direkam oleh warga dan diunggah ke sosial media hingga menjadi viral.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas II Syamsudin Noor, Karmana membenarkan terjadinya fenomena hujan es tersebut.
Menanggapi fenomena alam langka di Kalsel ini, Karmana mengungkapkan, pihaknya telah memantau pada citra radar BMKG adanya pergerakan awan kuning atau yang akrab disapa Cumulonimbus (CB) di wilayah HST.
“Fenomena hujan es yang terjadi di HST Kalsel adalah cuaca alamiah yang sudah biasa terjadi. Faktor penyebab hujan es adalah ketika suatu wilayah sedang mengalami peralihan musim atau pancaroba dan ada awan Cumulonimbus,” ujar Karmana menjelaskan melalui aplikasi pesan singkat, Senin (23/10/2023).

Namun menurutnya, yang membedakan terjadinya fenomena tersebut ada pada proses kondensasi atau proses penguapan. Kondensasi sendiri adalah proses dimana uap air berubah menjadi partikel-partikel es yang dipengaruhi oleh suhu udara yang rendah pada ketinggian.
“Perlu diketahui penyebab hujan es yang paling utama adalah pembekuan pada proses kondensasi ini. Tepatnya saat ada pengembunan mendadak akibat pergerakan massa udara naik dan turun sangat kuat di dalam awan Cumulonimbus. Hingga massa udara yang sangat kuat membentuk partikel es yang besar, melalui peroses tersebut, penyebab hujan es dan proses yang sebenarnya terjadi,” terangnya.
Selain itu, Karmana menerangkan, hujan es adalah hujan lokal dengan luas berkisar 5-10 km, dengan durasi hujan es yang singkat, paling lama 10 menit. “Terjadinya hujan es lebih sering pada siang atau sore hari,” tambahnya.
Reporter: Mada Al Madan
Editor: Nasrullah
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.