Headline9.com, BANJARBARU – Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Kalsel gelar seminar akhir kajian optimalisasi penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kalimantan Selatan.
Kegiatan tersebut berlangsung di Aula BRIDA Kalsel dan dibuka secara resmi oleh Plt Kepala BRIDA Hadi Safitri. Dihadiri tim peneliti ahli dan perwakilan pemerintah daerah (pemda) se- kabupaten/kota, Kamis (7/11/2024).
Ketua tim kajian dari BRIDA Kalsel, Hartiningsih menyebut ada dua goals (capaian, red) yang ditekankan dalam seminar akhir kajian tersebut.
“Berdasarkan kajian dan seminar akhir yang digelar salah satu penekanan penting adalah emperkuat perlindungan (proteksi) kepada petugas yang sedang melindungi korban bila mana terancam oleh pelaku kekerasan,” ucapnya.
Kedua, melalui hasil kajian yang menjadi hal utamanya adalah sosialisasi. “Ini yang harus lebih ditingkatkan agar optimalisasi kekerasan kepada perempuan dan anak dapat diturunkan. Paling tidak hasil yang kita lakukan selama proses kajian dan seminar akhir pada hari ini minimal ada dua goals,” katanya.
Ia menyampaikan, kajian yang mereka hasilkan dan kini telah dimatangkan melalui seminar akhir nantinya bisa ditindak lanjuti baik mempertajam aturan yang sudah ada ataupun memperkuat peran mereka dalam melaksanakan tugasnya secara aman.
“Dengan adanya kajian ini tentu bisa lebih mempertajam aturan yang ada misalnya peraturan pusat sudah ada tetapi ingin memperkuat lebih detail untuk dimasukan ke dalam Perda ataupun Perbup/perwali utamnya dari hasil kajian itu sendiri,” bebernya.
Ada beberapa catatan tambahan dari rekomendasi akhir kajian mereka agar upaya tersebut lebih maksimal, lanjut Hartaningsih, harus melibatkan beberapa instansi terkait.
“Di antaranya Dinsos, Dinkes, dan Aparat Penegak Hukum (APH) harus ada. Makanya untuk lebih menajamkan lagi, kami tuangkan dalam rekomendasi. Rekomendasi tersebut juga sebagai pengimplementasian agar aturan itu dapat diperkuat,” tuturnya.
Plh Kabid Riset BRIDA Kalsel, Edy Budiono mengatakan maksimalnya sebuah aturan jika tidak didukung oleh pemerintah, swasta dan masyarakat maka hal tersebut tidak akan mampu terealisasi.
“Ini sebagai upaya sinergi kita dalam upaya mencegahan terhadap segala bentuk kekerasan perempuan dan anak. Terciptanya rekomendasi yang dihasilkan tim kajian melalui perumusan, fakta dan data tentu sifatnya akan menjadi sebuah dasar optimalisasi dalam penanganan serta pencegahannya,” tuturnya.
Hasil yang kini sebelumnya diramu, diracik hingga dimatangkan itu setidaknya tim pengkaji dari BRIDA Kalsel telah menciptakan sembilan rekomendasi, di antaranya meningkatkan sosialisasi konseling, advokasi dan edukasi, menambah jumlah SDM sesuai tupoksi, sarana prasarana di UPTD PPA, fleksibilitas penggunaan anggaran.
Selain itu, membuat payung hukum berupa perda/perbup atau perwali, perlibatan pihak swasta untuk membentuk satgas anti kekerasan dilingkungannya, pemanfaatan dana CSR melalui program PPA, produk jaminan perlindungan hukum dan keamanan, terpenting meningkatkan koordinasi antar lembaga.
Dalam rangkaian seminar akhir itu, pihaknya menghadirkan narasumber dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DPPPAKB) Provinsi Kalimantan Selatan. Turut dihadiri seluruh Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Perlindungan Perempuan dan anak se- Kabupaten/kota.
Reporter: Riswan Surya | Editor: Nashrullah