Headline9.com, BANJARBARU – Bell’s Palsy adalah kondisi kelumpuhan saraf fasialis perifer yang terjadi di satu sisi wajah (unilateral) dan muncul secara tiba-tiba. Gejala awal meliputi kelumpuhan otot-otot wajah dalam beberapa jam hingga beberapa hari, disertai keluhan seperti nyeri di sekitar telinga, rasa bengkak atau kaku pada wajah, meskipun tanpa gangguan sensorik.
Gejala lainnya mencakup berkurangnya produksi air mata, hipersalivasi, dan perubahan indera pengecap. Dalam waktu 1 hingga 7 hari, kelumpuhan parsial ini dapat berkembang menjadi kelumpuhan total.
Prognosis Bell’s Palsy bervariasi, mulai dari ringan hingga berat, namun sekitar 71 persen pasien memiliki prognosis yang baik dan dapat pulih sepenuhnya. Penyebab pasti Bell’s Palsy hingga kini masih belum diketahui (idiopatik), namun beberapa infeksi virus seperti varicella zoster, herpes simplex virus type 1 (HSV-1), dan human herpes virus sering dikaitkan sebagai faktor pendukung.
Penanganan Bell’s Palsy melibatkan terapi menggunakan steroid, obat antiviral, terapi oksigen hiperbarik, hingga stimulasi elektrik. Deteksi dini dan perawatan yang tepat menjadi kunci penting dalam pemulihan pasien.