HEADLINE9.COM, MARTAPURA – Kabut asap makin tebal menyelimuti udara pagi Martapura, Jumat (28/9) sekitar pukul 07.00 WITA.
Bau dari kabut asap sangat mengganggu aktivitas warga, aroma asap bekas lahan terbakar sangat terasa dan mengganggu penciuman serta masuk ke dalam rumah melalui ventilasi udara tempat tinggal warga.
“Jujur, saya khawatir dengan udara kotor, apalagi sejak kecil saya sangat alergi asap, “ kata ibu Nur, warga Martapura di sela mengantar anaknya berangkat sekolah.
Biasanya, Martapura selalu terhindar dari asap pekat seperti tadi pagi. Ini sangat beda dengan langit Banjarbaru yang sering berasap saban pagi dan malam terutama di Landasan Ulin.
Ibu dua Putra ini punya pengalaman sakitnya diserang asap, waktu ke luar dari pintu pesawat di airport Banjarbaru, asapnya sangat menyengat mengakibatkan hidung gatal, kepala pusing, dan bersin bersin.
“Sejak terpapar asap parah DI Banjarbaru saya langsung konsumsi vitamin. Nah, kabut asap serupa juga kembali mendekati rumah di Bincau. Takut kena ISPA“ Cerita Nur yang baru datang dari perjalanan pulang kampung.
Rusidawaty Kabid Pencegahan Pengendalian Penyakit Dinkes menerangkan, data kasus ispa 2018 sampai Agustus sebanyak 25513 kasus. Data tertinggi terjadi di Puskesmas Sungai Tabuk 1 yaitu 3321 kasus.
Ispa tertinggi terpantau bulan Mei berjumlah 3755 kasus, jadi tren nya di banding tahun lalu menurun, kalau per bulan juga menurun.
Sedangkan dari keterangan Puskesmas Gambut yang menjadi titik pantau ispa menjadi titik pantau justru sangat rendah yakni 2146 kasus dan Kertak Hanyar 240 kasus sampai akhir Agustus tadi(MAS)